MOSKWA – Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) berhasil menggagalkan rencana serangan teror yang dilakukan pihak Ukraina di Crimea pada akhir pekan lalu. Mengetahui laporan tersebut, Presiden Vladimir Putin langsung menuduh Kiev berubah menjadi teroris. (Baca juga: Rusia Gagalkan Rencana Serangan Teror Ukraina di Crimea)
Grey Cardinal mengatakan, Ukraina tengah memanggungkan sebuah permainan yang berbahaya dan menyebut aksi tersebut sangat bodoh serta kriminal. Putin menduga Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina terlibat dalam aksi penyelundupan dan sabotase di Crimea.
Menurut mantan agen KGB itu, apa yang dilakukan Ukraina membuat pertemuan antara pemimpin Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman di sela-sela pertemuan G20 di China mendatang menjadi tidak berarti. Ukraina disebutnya tidak memiliki ketertarikan dalam negosiasi perdamaian.
“Saya pikir sudah terlihat jelas otoritas Ukraina sekarang tidak ingin mencari jalan untuk memecahkan masalah lewat negosiasi, tetapi telah berpaling melalui jalan terorisme,” ujar Putin, seperti dimuat Russia Today, Kamis (11/8/2016).
Ukraina sendiri langsung menolak tuduhan dalam laporan FSB tersebut. Mereka menuduh Moskwa sengaja melakukan aksi provokasi. Perwakilan Ukraina di Dewan Komisi Eropa, Dmytro Kuleba, bahkan menyebut Rusia sedang menguji reaksi pihak Barat dalam akun Twitter.
Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada 2014. Ukraina ingin agar wilayah tersebut dikembalikan ke dalam kedaulatan mereka. Namun, Rusia menyatakan sengketa wilayah itu sudah usai. Aneksasi Moskwa itu berujung pemberian sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).
(Wikanto Arungbudoyo)