MANILA - Warga Filipina menentang rencana Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk mengubur mantan presiden Ferdinand Marcos di taman makam pahlawan. Dalam protes ini, ribuan orang dilaporkan turun ke jalan memprotes rencana penghormatan bagi sosok yang dianggap diktator tersebut.
Sebuah kelompok sayap kiri juga berencana untuk meminta Mahkamah Agung untuk menghentikan apa yang disebutnya "ketidakadilan kuburan" bagi ribuan korban hak asasi manusia (HAM). Demonstrasi ini digelar di Rizal Park. Demikian sebagaimana dilansir USA Today, Minggu (14/8/2016).
Polisi mengatakan sekira 1.500 pengunjuk rasa membawa spanduk besar yang bertuliskan "Marcos Bukan Pahlawan". Dalam demonstrasi tersebut, massa meminta Presiden Duterte untuk kembali mempertimbangkan keputusannya.
Bahkan, massa demonstran rencananya akan melakukan kampanye tanda tangan untuk menghentikan penguburan sang diktator di taman makam pahlawan. Sementara itu, senator Risa Hontiveros mengatakan dia telah mengajukan resolusi Senat untuk menentang pemakaman Marcos.
(rfa)