Melihat situasi semakin memburuk, Nurfahmi lantas mengontak ketua kloter 2 Banjarmasin, H Khairannoor, menggunakan ponsel tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dokter Laura Permata, namun tidak berhasil. Komunikasi dengan rombongan bus lain baru berhasil dilakukan saat Nurfahmi mengontak pembimbing ibadah, H Saubari.
"Saya sarankan kepada jamaah agar teriak bareng-bareng agar sopir putar balik ke Bir Ali karena posisi bus sudah lewat, tapi respons sopir malah marah-marah dan membunyikan klakson terus menerus," tutur Nurfahmi.
Dokter Laura sendiri menjelaskan saat itu sudah pukul 21.00 WAS dan bus sudah berada sekira 200 kilometer dari Madinah. Sopir menolak kembali ke Bir Ali dan berucap kata-kata yang tidak dimengerti dengan nada tinggi.
"Sopirnya bicara Bahasa Arab dengan nada keras dan menunjuk-nunjuk ke arah Makkah. Kita hubungi sektor dan daker, orang daker telepon, ada 3 kali komunikasi tapi tidak berhasil (membujuk sopir kembali ke Bir Ali)," terang dokter Laura.
Bus akhirnya terus melaju ke Makkah dan menurunkan para penumpang di pemondokan pada pukul 03.00 WAS pada Sabtu waktu setempat. Pagi ini, Senin (22/8/2016), wajah-wajah lelah dan nelangsa para jamaah, berubah sumringah. Kesabaran mereka menghadapi musibah terbayar sudah. Pihak Kadaker Makkah memutuskan mereka akan dibawa kembali ke Bir Ali untuk berihram sehingga ibadah hajinya akan sah.