Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu dalam Konflik LCS

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Selasa, 30 Agustus 2016 |16:43 WIB
Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu dalam Konflik LCS
Presiden Vietnam Tran Dai Quang (Foto: AFP)
A
A
A

SINGAPURA – “Menang jadi arang, kalah jadi abu.” Demikian peribahasa yang tepat sesuai pernyataan Presiden Vietnam Tran Dai Quang. Pria berusia 59 tahun itu mengingatkan bahwa tidak akan ada pihak yang muncul sebagai pemenang dalam konflik bersenjata yang dipicu oleh sengketa Laut China Selatan (LCS).

Quang yang tengah mengunjungi Singapura yakin bahwa perkembangan terakhir menunjukkan adanya ancaman terhadap keamanan serta stabilitas kawasan.

“LCS adalah jantung Asia Tenggara sehingga tidak hanya memberi manfaat penting bagi negara-negara di kawasan, tetapi juga rute yang vital bagi transportasi laut serta udara di dunia. Namun, perkembangan terakhir membawa efek negatif dari keamanan kawasan,” tutur Quang, seperti dimuat Channel News Asia, Selasa (30/8/2016).

“Jika kita membiarkan ketidakstabilan mengambil alih konflik, terutama jika terjadi konflik bersenjata, tidak akan ada pemenang atau pecundang, tetapi semua akan menjadi pecundang,” tegas Tran Dai Quang.

China mengklaim sebagian besar wilayah LCS berdasarkan peta historis sembilan garis putus-putus (nine dashed lines). Namun, klaim tersebut tumpang tindih dengan kedaulatan sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Vietnam menjadi salah satu negara paling vokal dalam mengkritik aktivitas China di LCS. Pada 2014, China sempat memindahkan kilang minyak lepas pantai mereka secara kontroversial di LCS. Hal itu menimbulkan kerusuhan dalam unjuk rasa di Vietnam.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement