Bahkan, Karimov menerapkan pengawasan ketat dan tahanan rumah kepada salah satu putrinya Gulnara Karimova. Anak sulungnya itu bersama dengan rekan-rekan bisnisnya dianggap memiliki hubungan dengan geng kriminal pada 2013. Keberadaan Gulnara sendiri masih menjadi misteri hingga kini.
Semasa menjabat, Karimov mendeklarasikan perang terhadap Kebudayaan Barat serta Islam Radikal yang dianggapnya sebagai ancaman terbesar. Kelompok pembela hak asasi manusia (HAM) berulang kali menuduh rezim Karimov menyiksa musuh-musuh politiknya dan melakukan perbudakan di sektor industri kapas.
Tuduhan paling nyata adalah pembunuhan ratusan pengunjuk rasa di Andijan pada 13 Mei 2005. Pemerintah menolak tuduhan tersebut dan mengatakan kejahatan itu dilakukan sebagai respons kepada ekstremis Islam.
Beberapa nama mulai disebut-sebut sebagai pengganti mendiang Islam Karimov, di antaranya Gulnara yang keberadaannya hingga kini tidak diketahui, Perdana Menteri (PM) Shavkat Mirziyoyev, serta kepala keamanan Uzbekistan.
(Wikanto Arungbudoyo)