TASHKENT – Teka-teki pengganti mendiang Islam Karimov sebagai Presiden Uzbekistan terjawab sudah. Perdana Menteri (PM) Shavkat Mirziyoyev diangkat sebagai Presiden Interim Uzbekistan oleh Parlemen setelah Karimov tutup usia pada Jumat 2 September 2016.
Sebelumnya, Shavkat Mirziyoyev memang sudah digadang-gadang akan mengisi posisi Karimov. Pria berusia 59 tahun itu akan menjabat sebagai presiden hingga pemilihan presiden (pilpres) berikutnya. Sesuai konstitusi Uzbekistan, Pilpres harus diadakan dalam waktu tiga bulan sejak wafatnya Karimov.
Seperti diwartakan Reuters, Kamis (8/9/2016), pengangkatan Mirziyoyev dilakukan setelah calon lainnya, Nigmatilla Yuldashev, menolak jabatan tersebut. Sebagai Ketua Senat, Yuldashev berhak memegang jabatan presiden selama masa transisi hingga Pilpres.
Parlemen mendukung penuh penolakan Yuldashev. Mereka menyebut kebutuhan untuk mempertahankan stabilitas, keamanan nasional, serta pemecahan masalah hukum, politik, dan ekonomi negara sangat penting. Mirziyoyev disebut sangat pantas untuk peran barunya tersebut karena memiliki pengalaman sebagai eksekutif dan dihormati warga.
Shavkat Mirziyoyev menjabat sebagai PM Uzbekistan sejak 2003. Ia juga memiliki pengalaman sebagai Gubernur Jizzakh pada 1996-2001 dan Samarkand pada 2001-2003. Mirziyoyev adalah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin serta mendiang Islam Karimov.
Pemegang gelar doktoral di bidang Ilmu Teknologi itu ditunjuk sebagai pemimpin upacara pemakaman Karimov pada Sabtu 3 September. Tugas tersebut mengindikasikan Mirziyoyev adalah penerus Islam Karimov sebagai pemimpin Uzbekistan. Kini, ia dijagokan sebagai pemenang pilpres Uzbekistan berikutnya.
(Wikanto Arungbudoyo)