'Ikan Saya Milik Anda'
Tetapi terdapat kemungkinan ketiga yang lebih rumit, bahwa Duterte menginginkan semuanya. Dia melibatkan diri dalam permainan kekuasaan mengadu AS dengan China.
Ini bukan pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir bahwa presiden Filipina harus berhati-hati dalam menangani hubungan negara dengan kedua adi kuasa.
Terdapat sejumlah usaha melibatkan China di masa lalu dengan harapan ditinggalkannya prinsip sengketa wilayah agar meraih keuntungan bersama lewat pengaturan berbagi sumber daya di wilayah sengketa.
"Ikan saya adalah ikan Anda," kata Duterte kepada TV pemerintah China menjelang lawatan minggu ini.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri) dan Presiden Filipina Xi Jinping. (Foto: Getty Images/BBC)
Tetapi pendekatan ini memerlukan kerja diplomatik yang canggih, dan, kita kemungkinan berpikir, diperlukan pemilihan kata dengan hati-hati. Hal yang semakin membingungkan adalah Duterte, meskipun sebelumnya berusaha menenangkan, sepertinya tidak berusaha membawa masalah hak mengambil ikan nelayan Filipina yang saat ini dikeluarkan dari wilayah tradisional mereka di sekitar Scarborough Shoal.
Di negaranya sendiri, pemerintahannya juga terlihat berjuang untuk memahami secara pasti strategi Duterte. Menteri perdagangannya menegaskan tidak terdapat pemisahan hubungan resmi dengan AS. Pejabat lain meminta para wartawan untuk tidak berusaha "mengartikan" pernyataan presiden tetapi menunggu saat dia kembali ke Manila.
Apakah geopolitik Asia akan berubah sama sekali? Atau apakah kita seharusnya berhati-hati untuk membaca terlalu jauh serangkaian ejekan dan ketidaksopanan?
Meskipun Churchill sempat mengejek de Gaulle sebelumnya, Inggris dan Prancis tetaplah sekutu, meskipun bukanlah sahabat akrab. Dan kemungkinan Amerika Serikat dan Filipina juga akan mengalami hal yang sama.
(Rifa Nadia Nurfuadah)