"Harus membantah dengan buku. Buku yang membantah karya Aman Abdurrahman kan belum ada itu. Sepertinya harus dimunculkan karena pemikirannya banyak sekali. Dia menuduh penguasa adalah Fir'aun, Thogut. Anak-anak muda yang sedang giat belajar agama ya langsung jadi korban dengan pemikiran radikal," katanya.
Dalam aksi teror yang dilancarkan Sultan, Zakki menganggap dia sebagai korban bukan pelaku. "Saya melihat Sultan juga korban. Dia harus dilihat sebagai korban dari kelompok radikal. Dia korban penanganan radikalisasi yang kurang berhasil dari pemerintah. Banyak yang seperti itu. Aksi dilakukan dengan bergerak sendirian karena dia terpanggil secara individu," tukasnya.
Polri sendiri mencatat Sultan pernah melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan pada 9 Juni 2015 bersama pimpinan pondok pesantren di Ciamis. Sultan melancarkan aksi teror menggunkan senjata tajam dan bom. Beruntung bom yang dia lempar tidak berhasil meledak. Sementara tiga anggota polisi menjadi korban pada Kamis 20 Oktober 2016.
(Khafid Mardiyansyah)