PONTIANAK – Majelis Wilayah Korps Alumni HMI (KAHMI) Kalimantan Barat meminta aparat bertindak cepat dalam menemukan pelaku pelemparan bom molotov vihara di Singkawang dan menggali motif di balik hal itu.
"Apalagi Singkawang saat ini lagi melakukan proses tahapan pemilihan kepala daerah," kata Ketua Majelis Wilayah KAHMI Kalbar, M Yusuf di Pontianak, Selasa (15/11/2016).
Namun, ia menyatakan, apa pun motifnya, cara-cara kekerasan tidak bisa dibenarkan. "Apalagi berpotensi dapat mengganggu kerukunan dan keharmonisan antarumat beragama dan etnis-etnis yang ada di Singkawang," ucapnya.
Ia juga menyampaikan duka terhadap korban pelemparan bom molotov di Samarinda.
"Siapa pun pelakunya, aksi di gereja di Samarinda adalah tindakan keji dan tidak berperikemanusian apalagi sampai terjadinya korban anak-anak tak berdosa," ucap M Yusuf.
Ia menambahkan, tindakan tersebut berpotensi merusak kerukunan dan kedamaian antarumat di sana.
"Sebagai sesama orang Borneo dan atas nama Majelis Wilayah KAHMI Kalimantan Barat, mengutuk keras atas peristiwa pengeboman yang terjadi di Samarinda," ujar dia.
Untuk itu, aparat penegak hukum harus sesegera mungkin mengusut kejadian tersebut dan menghukum siapa pun pelakunya secara setimpal.
Pada Senin (14/11/2016) dini hari, sebuah vihara di Kota Singkawang dilempar botol yang diduga bom molotov.
Sementara sehari sebelumnya, di Samarinda, Kaltim, terjadi pelemparan ke anak-anak yang tengah bermain di halaman gereja.
(erh)