BOJONEGORO – Pasca-terjadinya insiden, sejumlah warga mengalami keracunan usai menghirup gas yang diduga hidrogen sulfida (H2S) atau gas beracun, pihak operator minyak dan gas bumi (migas) Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) memasang alat pendeteksi gas di Balai Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur.
Juru bicara EMCL, Ukay Subqy mengatakan, ada empat alat sensor canggih yang dipasang di balai desa, di mana lokasi tersebut merupakan kawasan ring satu lapangan Banyu Urip Blok Cepu. "Alat ini sudah kami pasang sejak Kamis minggu lalu," kata dia, Jumat (18/11/2016).
Ukay menjelaskan, alat tersebut adalah wireless H2S & SO2 Detector, yang terdiri atas dua sensor gas hidrogen sulfida (H2S) dan dua sensor gas sulfurdioksida (SO2). Keempat sensor tersebut terhubung secara nirkabel ke sebuah central monitor yang dipasang di dinding balai desa.
"Sensornya total 4 buah, 2 sensor yang terdiri dari 1 sensor H2S serta 1 sensor SO2 diletakan di atas balai desa. Sedangkan 1 sensor H2S dan 1 sensor SO2 lainnya ditempatkan di parkiran balai desa," jelasnya.
Petugas keselamatan EMCL yang memasang alat ini, juga telah mengajarkan cara kerja alat tersebut kepada pegawai Pemdes, petugas kesehatan yang siaga di balai desa dan bidan desa. "Diharapkan masyarakat sekitar tahu apa yang harus dilakukan," tambahnya
Sementara itu, Kepala Desa Mojodelik Yuntik Rahayu menyambut baik tindakan proaktif EMCL ini. Menurut dia, dengan adanya alat tersebut diharapkan bisa memberi peringatan dini kepada warga. "Tapi jika ada kegiatan di dalam yang berpotensi adanya gas, tetap dikomunikasikan terlebih dahulu kepada kami," cetusnya
Sebelumnya, puluhan warga diduga keracunan setelah menghirup gas dari Lapangan Banyu Urip Blok Cepu pada akhir bulan kemarin. Bahkan, delapan di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit.
(Feri Agus Setyawan)