SANTIAGO – Presiden Kuba Raul Castro memastikan pemerintahannya akan melarang nama sang kakak, Fidel Castro, untuk diabadikan menjadi nama jalan atau monumen. Larangan tersebut sudah sesuai dengan keinginan mendiang Fidel yang tidak mau dipuja atau dikultuskan.
Pernyataan itu ditegaskan Raul Castro di hadapan puluhan ribu massa yang memadati Alun-Alun Revolusi di Santiago. Sebagaimana diberitakan, abu jenazah Fidel Castro diarak menuju Santiago dari Havana untuk dimakamkan di kota bersejarah tersebut. Iring-iringan abu jenazah tiba pada Sabtu 3 Desember 2016 sore waktu setempat.
“Majelis Nasional akan mengesahkan undang-undang dalam sidang berikutnya untuk memenuhi keinginan Fidel bahwa saat meninggal, nama dan figurnya tidak akan dipakai di berbagai institusi, jalan, taman, atau area publik lainnya. Patung atau tribut lainnya tidak akan pernah didirikan,” tutur Raul, disitat The Guardian, Minggu (4/12/2016).
Ratusan ribu orang menyambut abu jenazah Fidel Castro sambil mengelu-elukan nama ‘El Comandante’ saat tiba di Santiago. Mereka lalu berkumpul di Alun-Alun Revolusi di mana peringatan akan diadakan. Peringatan tersebut dihadiri oleh Presiden Bolivia Evo Morales, Pemimpin Nikaragua Daniel Ortega, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, serta dua mantan Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Ignacio Lula da Silva.
Abu jenazah Fidel Castro akan dimakamkan pada Minggu 4 Desember 2016 pagi waktu setempat di Pemakaman Santa Ifigenia, Santiago. Kota tersebut sarat sejarah dalam Revolusi Kuba. Sebab, di kota itu Fidel Castro pertama kali mengumumkan kemenangan Revolusi Kuba dari atas sebuah balkon pada 1959
(Wikanto Arungbudoyo)