SANTIAGO – Tidak semua warga Kuba bersedih atas kematian sang pemimpin revolusi Fidel Castro. Kritikus paling keras terhadap mendiang ‘El Comandante’ yakin bahwa momen tersebut adalah awal dari perubahan ekonomi dan politik yang besar terhadap sistem komunis satu partai, setidaknya dalam empat tahun ke depan.
Pemimpin kelompok pembangkang Serikat Patriotik Kuba (UNPACU), Jose Daniel Ferrer, berharap perubahan akan segera datang. Namun, ia tidak berharap rezim komunis yang sekarang berkuasa akan jatuh dalam waktu dekat. Untuk diketahui, Raul Castro saat ini sudah berusia 85 tahun dan akan memasuki masa pensiun pada 2018.
“Kami akan mengalami penindasan sekali lagi dalam jangka pendek. Saya menduga Presiden Raul Castro akan mengetatkan kontrol pemerintah demi mengurangi tekanan reformasi politik setelah wafatnya Fidel Castro,” tutur Ferrer, seperti diwartakan Reuters, Senin (5/12/2016).
“Akan tetapi, dalam jangka menengah, rezim akan terus melemah. Orang-orang akan menjadi lebih berani untuk memprotes kelangkaan dan kemiskinan yang kita alami setiap hari. Di tengah-tengah periode tersebut adalah akhir dari sistem komunis,” sambung pria berusia 46 tahun itu.
Ferrer adalah salah satu warga Kuba yang menyambut baik komentar Donald Trump bahwa mendiang Fidel Castro adalah seorang diktator brutal. Akan tetapi, pria asal Santiago itu tidak ingin langkah perbaikan hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dengan Kuba yang digagas Presiden Barack Obama dibatalkan oleh sang penerus, Donald Trump.
Pemerintah rezim komunis Kuba menuduh para pembangkang sebagai boneka AS dan secara rutin menangkap aktivis dengan tuduhan serupa. Ferrer sendiri pernah ditangkap bersama 75 orang lainnya pada 2003. Ia dipenjara selama delapan tahun hingga dibebaskan pada 2011 setelah terjadi kesepakatan antara pemerintah Kuba dengan Gereja Katolik.
Sebenarnya, Kuba mulai melakukan reformasi sejak Raul Castro mengambil alih jabatan presiden dari sang kakak. Perusahaan-perusahaan swasta mulai tumbuh dan berkembang. Raul juga mulai memperbaiki hubungan dengan AS yang berimbas pada peningkatan sektor pariwisata. Akan tetapi, masih terjadi dominasi ekonomi oleh pihak pemerintah sehingga rakyat Kuba menginginkan reformasi yang lebih cepat.
(Wikanto Arungbudoyo)