Tepat pula empat hari pasca-Kartini melahirkan Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat, putra tunggalnya saat bersuamikan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih. Sosok yang dikemudian hari turut berperan dalam Perang Kemerdekaan Indonesia sebagai Komandan Brigade V Divisi II Cirebon serta Panglima Divisi III Diponegoro.
Dalam buku ‘Kartini: Sebuah Biografi’ karya Sitiosemandari, diduga Kartini meninggal karena dibunuh. Padahal pasca-melahirkan, kondisi Kartini masih sehat wal afiat.
Tapi setelah kedatangan seorang dokter Belanda, Van Ravesteyn yang sempat mengajak Kartini minum anggur untuk “merayakan” keselamatan ibu dan bayi, kondisi Kartini kritis.
Ada dugaan, anggur yang diminum itu diracun hingga akhirnya tutup usia. Sayang saat itu belum dikenal autopsi untuk mencari penyebab kematiannya hingga akhirnya masih menyisakan misteri.
Sekira setengah abad setelah Kartini meninggal, namanya diangkat dengan status pahlawan lewat Keppres Nomor 108 Tahun 1964. Sekaligus Presiden pertama RI Soekarno menetapkan hari lahir Kartini pada tanggal 21 April untuk diperingati setiap tahun.
(Randy Wirayudha)