Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

NEWS STORY: Cerita Pengkhianatan di Bulan Puasa Akhiri Kiprah Cut Nyak Dhien

Randy Wirayudha , Jurnalis-Minggu, 18 Desember 2016 |16:08 WIB
NEWS STORY: Cerita Pengkhianatan di Bulan Puasa Akhiri Kiprah Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien (kedua dari kiri) yang sudah renta ditangkap Belanda dan dibuang ke Sumedang (Foto: Troepenmuseum/Wikipedia)
A
A
A

Sang kapten meminta Dhien menyerahkan diri dengan sopan kendati dibalas sikap Dhien yang tetap bergeming. Bujukan itu tak mempan dan terpaksa Pang Laot mendekati Dhien yang sontak dibalas cercaan.

“Pengkhianat busuk. Lebih baik kasihani aku dengan menikam daku mati,” seru Dhien kepada Pang Laot di novel ‘Cut Nyak Dien: Kisah Ratu Perang Aceh’ karya Madelon Székely-Lulofs.

Setelah kemarahannya bisa diredam serdadu Belanda, Dhien hanya bisa meratap dan ‘curhat’ pada Yang Maha Kuasa. “Ya Allah, Yang Maha Kuasa. Mestikah Engkau melakukan ini atas diri saya? Menyerahkan saya ke tangan kaphee (kafir) dalam bulan puasa ini?,” cetusnya.

Belanda kemudian menepati janjinya dengan memperlakukan Dhien dengan baik. Meski dibuang dari Aceh ke tanah pasundan, tepatnya Sumedang, Dhien diperlakukan dengan layak dan hanya dijadikan tahanan rumah.

Di Sumedang ketika dibawa Belanda hingga ditemui Bupati Sumedang saat itu, Pangeran Aria Suriaatmaja, Dhien ditempatkan di sebuah rumah dengan ditemani seorang ulama, KH Ilyas.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement