Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita di Balik Pembangunan Jalan Layang Ciledug-Tendean

Salsabila Qurrataa'yun , Jurnalis-Rabu, 21 Desember 2016 |05:14 WIB
Cerita di Balik Pembangunan Jalan Layang Ciledug-Tendean
(Foto: Salsabila Q./Okezone)
A
A
A

(Foto: Salsabila/Okezone)

"Setiap hari sih lewat sini. Ya kalau lagi jalan berlubang parah enggak lewat sini. Cari jalan tikus. Paling lewat Joglo atau Meruya. Soalnya kalau jalan berlubang gini kan harus hati-hati. Terus jadi macet. Paling kalau berasa itu pas malem hari. Kan gelap, ada proyek, berdebu, terus macet. Udah deh, mending enggak usah lewat situ," kata Winda saat berbincang dengan Okezone di depan Universitas Budi Luhur (UBL), Petukangan, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2016).

Debu Proyek dan Kemacetan Jadi “Makanan” Rutin

Namun, persoalan JLNT kawasan Ciledug bukan hanya itu. Pengendara juga harus “menikmati” debu proyek tersebut. Tentu debu proyek merugikan para pengguna jalan. Saat Okezone berada di lokasi, debu terasa ketika angin berembus.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement