BANJIR dan longsor menjadi ancaman nyata bagi berbagai daerah di Indonesia. Sejumlah bencana pun tak bisa terhindarkan di republik ini.
Dalam catatan Okezone, setidaknya ada beberapa kejadian besar terkait bencana banjir dan longsor selama 2016 Di antaranya di Kabupaten Garut, Kabupaten Pangandaran, Kota Bandung, Aceh, hingga Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Karanganyar.
Berikut ini beberapa kejadian banjir dan longsor selama 2016:
- Banjir dan longsor di Sumatera Barat
Banjir dan longsor terjadi di 10 kabupaten/kota di Sumatera Barat pada awal Februari 2016, salah satunya terjadi di Kabupaten Solok Selatan. Sejumlah orang diketahui meninggal, ribuan rumah terendam, puluhan ribu jiwa pun terkena dampak. Selain itu, jalan penghubung Sumatera Barat dan Riau juga sempat terputus yang berdampak pada berbagai aspek.
- Banjir di Madura
Madura, tepatnya di Kabupaten Sampang, tidak luput dari ancaman banjir. Di sini banjir terjadi pada Februari hingga Maret 2016 di 13 kecamatan dengan ketinggian ada yang lebih dari 1,5 meter. Lebih dari 34 ribu jiwa terkena dampak. Ribuan rumah juga terendam.
- Banjir Langganan di Kabupaten Bandung
Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung pada pertengahan Maret 2016. Banjir di sana merupakan banjir 'langganan' yang hampir selalu terjadi setiap musim hujan.
Lebih dari 24 ribu orang terkena dampak, 3.000 orang di antaranya terpaksa mengungsi. Adapun banjir melanda beberapa kecamatan di antaranya Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, Bojongsoang, Majalaya, dan Ciparay.
- Banjir di Padang
Pada pertengahan Juni 2016, banjir melanda Kota Padang. Tujuh kecamatan menjadi sasaran banjir, di antaranya Kecamatan Koto Tengah, Padang Selatan, dan Padang Barat. Ketinggian banjir terparah lebih dari 140 centimeter. Ribuan rumah pun terendam.
- Banjir bandang di Garut
Pada akhir September 2016, publik dihebohkan dengan banjir bandang di Kabupaten Garut. Beberapa kecamatan terkena dampak. Lebih dari 40 orang meninggal dalam kejadian itu. Ribuan orang mengungsi, ratusan rumah terkena dampak, bahkan sebagian di antaranya terbawa hanyut.
Proses pencarian korban pun berlangsung beberapa hari. Bahlkan jenazah korban ada yang ditemukan cukup jauh yaitu hingga Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang.
Banjir terjadi akibat intensitas hujan dengan curah tinggi dan meluapnya Sungai Cimanuk yang sudah rusak di bagian hulu.
- Banjir bandang di Kota Bandung
Pada Oktober 2016, beberapa kali Kota Bandung dilanda banjir bandang. Kawasan Pasteur, Pagarsih, Astanaanyar, hingga Gedebage disergap banjir dengan ketinggian ada yang lebih dari 1 meter. Arus banjir pun cukup deras. Bahkan ada mobil yang sampai terbawa arus hingga masuk ke sungai.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pun bingung dengan banjir yang terjadi. Padahal menurutnya Pemkot Bandung sudah melakukan sejumlah langkah untuk mencegah banjir, salah satunya menggunakan teknologi tol air. Tapi banjir berkali-kali terjadi.
Meski begitu, banjir di Kota Bandung tidak berlangsung lama. Biasanya dalam kurun beberapa jam, air sudah surut dan arus lalu lintas kembali lancar. Tapi dampak banjir cukup meluas, terutama untuk arus perekonomian.
- Banjir di Pangandaran
Kabupaten Pangandaran yang terkenal dengan pantainya juga tak luput dari serangan banjir. Pada awal Oktober 2016, banjir melanda kawasan tersebut. Hujan deras selama dua hari jadi pemicu terjadinya banjir.
Ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian beragam. Yang terparah, ketinggian banjir di atas 1 meter.
Tidak hanya banjir, longsor juga terjadi di berbagai titik. Jalan penghubung beberapa daerah pun terputus dan cukup mengganggu dalam berbagai aspek.
- Longsor di Karanyanyar
Longsor terjadi di Bukit Segading, Desa Tegalsari, Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Karanganyar, Jawa Tengah, pada 29 November 2016 2016. Areal longsoran cukup luas dengan ketebalan rata-rata lebih dari 3 meter. Lebih dari lima orang menjadi korban dari peristiwa itu dan sebagian di antaranya ditemukan meninggal dunia.
- Banjir dan Longsor di Aceh
Beberapa kali banjir terjadi di Kabupaten Aceh Jaya. Tapi yang terparah tercatat pada pertengahan Oktober dan awal November 2016. Ketinggian air mencapai 2 meter. Yang terakhir bahkan merendam sebanyak enam kecamatan di Aceh Jaya yang meliputi Kecamatan Darul Hikmah, Sampoinet, Indra Jaya, Teunom, dan Pasie Raya.
Bahkan pada akhir November 2016, banjir kembali terjadi di Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Singkil. Sebanyak 16 desa dan ribuan rumah terendam banjir dengan ketinggian lebih dari 1 meter.
Selain banjir, delapan tiang listrik di Muara Pea, Kecamatan Singkil Utara, juga roboh. Akibatnya selama beberapa hari tidak aliran listrik di sekitar lokasi. Tak cukup sampai disitu, longsor juga terjadi di ruas badan jalan nasional dan jembatan penghubung di Ketapang Indah, Kecamatan Singkil Utara.
Ketinggian longsoran mencapai empat meter yang sempat membuat arus lalu lintas di lokasi lumpuh. Hal itu berdampak pada situasi ekonomi hingga sosial kawasan sekitar. Distribusi sembako, air bersih, hingga bahan bakar minyak tersendat dalam beberapa hari.
- Longsor di Kabupaten Bandung Barat
Selama periode 1-21 November 2016, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat ada 19 titik longsor di KBB, diantaranya di Lembang, Padalarang, Cipatat, dan Cisarua.
Empat orang ditemukan tewas, tiga orang luka parah, dan ratusan warga terpaksa mengungsi.
- Longsor di Pacitan
Akhir November 2016, longsor terjadi di Pacitan, Jawa Timur, tepatnya di Desa Sempu, Kecamatan Nawangan. Sebanyak 27 rumah rusak akibat tertimpa material longsor. Empat rumah bahkan rata dengan tanah.
Longsor terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi. Kawasan sekitar yang merupakan tebing pun pelan-pelan tanahnya tergerus air dan mengakibatkan longsor.
- Longsor di Lebak
Longsor menerjang Taman Nasional Gunung Halimu Salak, Desa Citorek Timur, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, pada awal Desember 2016. Lebih dari 10 orang meninggal akibat tertimbun longsor. Mereka adalah para penampang emas ilegal. Upaya evakuasi pun cukup sulit karena untuk menuju lokasi harus berjalan kaki beberapa jam.
Sementara sejak Januari hingga November 2016, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total ada sebanyak 2.175 berbagai kejadian bencana, termasuk di dalamnya banjir dan longsor.
Secara keseluruhan, ada 567 korban meninggal dunia dan dinyatakan hilang. Jumlah pengungsi pun mencapai 2.771.303 jiwa. Adapun kerusakan pemukiman mencapai 36.296 unit.
Kepala Badan Geologi Ego Syahrial mengatakan sebanyak 40 persen kejadian banjir dan gerakan tanah terjadi di Jawa Barat. Itu karena kontur wilayahnya yang banyak terdiri dari perbukitan dan lereng. Selain itu, kerusakan kawasan hutan dan hulu sungai juga turut menjadi penyebab banjir dan longsor yang ditambah intensitas hujan dengan curah tinggi.
Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi pun sudah memetakan daerah rawan banjir dan longsor dalam sebuah peta. Di dalamnya pun sudah ada rekomendasi apa yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.
Tapi ia mengingatkan bahwa untuk mencegah terjadinya bencana, termasuk mencegah jatuhnya korban jiwa, diperlukan kesadaran dan kerjasama dengan berbagai pihak.
"Kita harus bersama-sama mengarusutamakan pengurangan risiko bencana. Kalau kita bersama-sama, masyarakat sadar, ini akan jadi gerakan massal, masyarakat akan sadar bahaya bencana," jelas Ego.
(Angkasa Yudhistira)