Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

KALEIDOSKOP 2016: Tahun "Derita" Polisi

Fahreza Rizky , Jurnalis-Jum'at, 23 Desember 2016 |11:45 WIB
KALEIDOSKOP 2016: Tahun
Dora Natalia Singarimbun mencakar polantas di Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 13 Desember 2016. (Foto: Istimewa).
A
A
A

JAKARTA - Menjadi penegak hukum memang penuh risiko. Tiap hari bergelut dengan peristiwa yang kadang berupa kasus pidana.

Polisi sebagai penegak hukum sering tak luput dari kekerasan para pelaku kriminal. Selama 2016 sudah berderet kejadian yang membuat penegak hukum itu menderita.

Paling terkini adalah peristiwa penyerangan polisi oleh oknum pegawai Mahkamah Agung (MA), Dora Natalia Singarimbun. Ia menyerang dan mencakar polisi lalu lintas (polantas) bernama Aiptu Sutisna di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa 13 Desember 2016 lalu.

‎Video kekerasan terhadap polisi itu sempat viral di lini massa media sosial. ‎ Dalam video itu, Dora yang tengah mengemudikan mobilnya tiba-tiba mendatangi Aiptu Sutisna lalu mengamuk di tengah jalan seraya mencakar polantas tersebut.

Pasca video itu viral,‎ akhirnya pegawai MA itu diperiksa oleh penyidik oleh Polres Jakarta Timur atas aduan Aiptu Sutisna. Kendati sudah meminta maaf kepada korban, Dora tetap diproses.

Kasus kekerasan terhadap polisi lainnya juga terjadi di Bali. Kali ini pelakunya merupakan Warga Negara Asing (WNA). Adalah Aipda I Wayan Sudarsa yang meregang nyawa lantaran terlibat duel dengan bule asal Inggris David James Taylor (43) dan Sara Connor (45) asal Australia.

Kejadian berlangsung pada 17 Agustus 2016 sekira pukul 20.00 Wita, setelah sepasang kekasih itu menenggak dua botol minuman beralkohol‎ (miras) di Pantai Kuta, Bali. Berdasarkan keterangan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo, kronologis kejadian itu bermula saat dua bule itu berpacaran di dekat bibir pantai. Mereka meletakkan tasnya di pinggir pantai dekat pintu masuk.

‎Setelah puas berpacaran, Sara ingat tas yang dibawanya berada di belakang mereka. Namun, tas itu telah raib entah kemana.

Janda dua anak itu panik lantaran di dalam tasnya terdapat uang senilai Rp3 juta dan beberapa kartu ATM. Kemudian ia pun meminta tolong kepada orang yang ada di sekitar tempat kejadian perkara.

Di TKP ada Aipda Wayan Sudarsa. Sara lantas menanyakan raibnya tas itu kepada Wayan. Polisi itu mengatakan kepada Sara bahwa dirinya tak tahu keberadaan tas tersebut. Namun, bule itu tetap ngotot dan menuduh anggota Polantas Polsek Kuta itu mencuri tasnya.

Kekasih Sara, David kemudian menggeledah tubuh Wayan. Merasa gerah dengan sikap WNA tersebut, akhirnya Wayan mendorong David hingga terjatuh di pasir pantai. Perkelahian pun terjadi. Kedua bule itu bahu membahu menyerang Wayan.

Saat perkelahian terjadi, Wayan juga dilecehkan profesinya oleh bule itu. Mereka melontarkan kalimat tak etis kepada penegak hukum tersebut. Perkelahian itu diakhiri dengan pukulan David menggunakan botol yang ada di dekatnya.

Botol itu ditimpakan sebanyak tiga kali ke Wayan hingga pecah. Pecahan botol itu kemudian dihujamkan oleh David ke Wayan hingga yang bersangkutan tewas dengan 17 luka di sekujur tubuhnya.‎

Akibat hal itu, David dan Sara didakwa melanggar Pasal 338 tentang Pembunuhan, Pasal 170 tentang Penganiayaan Berat dan Pasal 351 tentang Penganiayaan Mengakibatkan Kematian.

Keterangan: Ketika oknum pegawai Mahkamah Agung (MA), Dora Natalia Singarimbun menyerang dan mencakar polisi lalu lintas (polantas) bernama Aiptu Sutisna di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa 13 Desember 2016. ‎(Foto: Istimewa)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement