Protes Patung Jugun Ianfu, Jepang Tarik Dubes dari Korsel
TOKYO – Pemerintah Jepang mengatakan akan menarik duta besarnya (dubes) dari Korea Selatan (Korsel) terkait peletakan patung jugun ianfu atau perempuan yang dipaksa bekerja di rumah bordil Jepang pada masa Perang Dunia II (PD II) di dekat konsulatnya. Hal ini, menurut Jepang, merupakan sebuah pelanggaran terhadap perjanjian yang disepakati untuk menyelesaikan isu ini.
Pada 2015, Jepang dan Korsel sepakat bahwa isu jugun ianfu yang telah lama menjadi permasalahan dalam hubungan kedua negara akan diselesaikan jika semua persyaratan dalam perjanjian itu dipenuhi. Di antara syarat-syarat itu termasuk Jepang diharuskan meminta maaf dan memberikan biaya untuk membantu para korban yang pernah dijadikan jugun ianfu selama pendudukannya di Korsel.
Namun, pada akhir 2016, sebuah patung perempuan muda yang duduk di bangku tanpa alas kaki diletakkan di dekat Konsulat Jepang di Busan, Korsel.
Menyusul insiden tersebut, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengataka bahwa peletakan patung itu hal yang sangat disayangkan. Sebagai respons, Jepang akan menarik sementara duta besarnya dan menunda dialog ekonomi tingkat tinggi serta perjanjian pertukaran mata uang dengan Korsel. Demikian dilaporkan Reuters, Jumat (6/1/2017).
Jugun ianfu adalah sebutan bagi gadis dan perempuan dari Korsel, China, Filipina, Indonesia, dan negara-negara lainnya yang dipaksa bekerja di rumah-rumah bordil militer Jepang selama PD II. Masalah ini telah sejak lama menjadi penghambat hubungan Jepang dengan negara-negara asal para perempuan yang menjadi korban praktik tersebut.
(Rahman Asmardika)
