BUMI Cendrawasih – Papua, lebih banyak kita mengenalnya wilayah paling timur Indonesia itu didiami suku Asmat dan Dani. Padahal, masih banyak suku-suku lain yang mendiami Papua dan kehidupannya tergolong semi-terisolir.
Salah satu yang paling menarik dari suku-suku lainnya di Papua, adalah Suku Korowai. Sebelumnya, Okezone sempat menguak sedikit keunikan suku yang dipercaya sebagai satu-satunya suku kanibal alias pemakan manusia di Indonesia.
(Baca: TOP FILES: Menguak Suku Kanibal Pemakan Manusia di Pelosok Papua)
Namun jangan disalahartikan bahwa Suku Korowai bak suku-suku primitif yang ada di berbagai film, di mana mereka memakan daging manusia dengan brutalnya. Tidak, tidak seperti itu.
Suku Korowai hanya memakan daging manusia karena hal tertentu. Seperti Khakhua atau dukun ilmu hitam misalnya. Mereka yang biasanya paling diburu Suku Korowai karena dianggap melanggar adat istiadat setempat.
Tapi seiring zaman, ritual memakan daging manusia itu mulai berkurang, tak sesering dulu. Kehidupan mereka pun mulai diketahui sejak datang seorang misionaris Belanda pada 1979.
Uniknya, mereka tinggal bukan di rumah adat macam honai seperti suku-suku di Papua lainnya. Melainkan di rumah-rumah pohon, demi terhindari dari bencana banjir, kebakaran, hingga serangan binatang buas.
Dalam satu rumah pohon tidak hanya ditempati hanya satu keluarga, namun satu klan yang biasanya dipisahkan jadi dua bagian, yakni khusus laki-laki dan perempuan.
Sejak ditemukan eksistensinya pada 1979, keberadaan suku ini mulai menarik perhatian orang-orang luar lainnya. seperti peneliti antropologi dari Amerika Serikat, Rupert Stasch, wartawan penjelajah Paul Raffaele, hingga tim Human Planet BBC.
Kehidupan mereka masih sangat sederhana. Untuk aktivitas sehari-hari, mereka masih menggunakan alat-alat yang terbilang primitif, seperti kapak batu misalnya.
Sehari-hari, mereka hanya makan apa yang ada di hutan macam sagu, pisang, palem, hingga pakis. Kadang mereka juga berburu di hutan dengan menyasarkan buruan-buruannya pada hewan-hewan seperti burung kasuari, rusa, babi hutan, hingga ular dan kadal.
“Warga Korowai juga memenuhi nutrisinya dengan makan larva kumbang,” cetus Rafaele dalam laporannya setelah empat hari tinggal bersama Suku Korowai dalam smithsonianmag.com.
(Randy Wirayudha)