Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Polemik Pembelian Heli untuk Jokowi

Polemik Pembelian Heli untuk Jokowi
Foto: Wikipedia
A
A
A

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto ‎akan membentuk tim investigasi internal setelah Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku tak tahu menahu soal pembelian Helikopter Agusta Westland (AW) 101 yang diperuntukan sebagai helikopter Kepresidenan.

Sebelumnya, rencana pembelian helikopter yang dikembangkan secara joint venture antara Westland Helicopters di Inggris dan Agusta di Itali ini telah ditolak Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menolak membeli helikopter kepresidenan baru dan memilih tetap menggunakan yang lama, yaitu Helikopter Super Puma. (Baca juga: KSAU Bentuk Tim Investigasi Terkait Pembelian Helikopter AW 101).

Marsekal Hadi pun langsung melaporkan pembentukan tim investigasi internal TNI AU tersebut kepada Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo. "Saya akan melaksanakan investigasi yang sudah saya bentuk terhadap pengadaan AW 101. Jadi investigasi terdiri dari mulai dari perencanaan, pengadaan sampai dengan pengadaan itu mekanismenya bagaimana. Itu pun saya seizin Panglima TNI," kata Hadi di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Hadi membantah bahwa anggaran pembelian Helikopter AW 101 itu berasal dari Kementerian Sekretariat Negara (Setneg). Pasalnya, anggaran pembelian helikopter produksi Italia tersebut berasal dari TNI AU yang sebelumnya telah dianggarkan di Kemenhan.

"Jadi, saya tegaskan anggaran yang digunakan untuk pembelian pesawat Helikopter AW 101, jumlahnya satu, itu adalah anggaran yang diturunkan untuk UU Angkatan Udara (AU) bukan dari Setneg,‎" tegasnya.

Pada awalnya, rencana pengadaan Helikopter AW 101 guna mengangkut para penumpang katagori Very Very Important Person (VVIP). Kendati demikian, rencana tersebut kandas setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak rencana pengadaan Helikopter AW 101 lantaran menginginkan adanya penghematan anggaran.

"Nah, akhirnya ini menjadi pesawat angkut. Oleh sebab itu, saya membentuk tim investigasi ke dalam, internal Angkatan Udara (AU) adalah untuk melihat proses perencanaan sampai dengan pengadaan bagaimana," jelasnya.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement