Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kasus Miswan Bikin Pemkab Tercoreng, Warga Miskin di Blitar Didata Ulang

Solichan Arif , Jurnalis-Rabu, 01 Maret 2017 |04:00 WIB
Kasus Miswan Bikin Pemkab Tercoreng, Warga Miskin di Blitar Didata Ulang
Pemkab Blitar evakuasi Miswan (Foto: Solichan Arif)
A
A
A

BLITAR - Miswan (75), lelaki lumpuh yang hidup di bekas kandang ayam selama enam tahun itu akhirnya mendapat uluran tangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Hanya selang sehari pasca-kunjungan Wakil Bupati Blitar Marheinis ke gubuk Miswan, dinas terkait langsung melakukan penanganan dan yang bersangkutan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat Selasa 28 Februari 2017.

Setelah terkuaknya kehidupan Miswan, Marheinis memerintahkan dinas terkait melakukan pendataan ulang warga miskin di Kabupaten Blitar. Selain kecolongan kasus Miswan dianggap telah menampar dan mencoreng muka Pemkab Blitar.

“Kalau mengingat anggaran kita yang besar, tentu kasus ini sangat memalukan. Karenanya perlu pendataan ulang warga miskin,“ ujar Marheinis kepada wartawan.

Marheinis sengaja mengajak Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Kepala Dinas Kesehatan untuk menunjukkan langsung bagaimana kondisi Miswan di gubuk reyotnya. Warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Srengat itu lumpuh. Separuh tubuhnya tidak bisa digerakkan usai jatuh terpeleset dari pohon nangka.

Yang memprihatinkan, melihat kondisinya yang cacat, anak dan istrinya justru memutuskan pergi. Praktis hidupnya sebatang kara. Untuk makan, minum dan membersihkan badan, Miswan hanya bisa menanti uluran tangan Katminah adik kandungnya. Alasan malu dengan aroma tubuhnya yang tidak sedap, dia meminta Katminah membuatkan gubuk di sepetak tanah bekas kandang ayam.

Anehnya Miswan tidak terdaftar dalam kelompok warga miskin yang memperoleh fasilitas gratis dari pemerintah. Karenanya dia tidak pernah bisa berobat gratis. Juga tidak mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

“Kalau melihat sudah berjalan enam tahun, berarti Pemkab telah kecolongan. Pertanyaannya, bagaimana pendataan warga miskin selama ini? Jangan-jangan kasus seperti ini (Miswan) masih banyak terjadi di Kabupaten Blitar,“ tegas Marheinis dengan nada tinggi.

Marheinis sendiri tidak sengaja mengetahui nasib Miswan. Saat bersepeda pagi di wilayah Srengat , ia menerima informasi dan langsung memutuskan menjenguk ke lokasi. Kepada pihak Dinas PU Cipta Karya Marheinis berharap ada bantuan perbaikan tempat tinggal. Sebab lokasi yang ditempati Miswan tidak layak huni.

“Untuk kesehatannya saya berharap segera ada observasi terhadap penyakit yang diderita. Sebab, karena keterbatasan yang bersangkutan, selama ini tidak tersentuh upaya medis,“ paparnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar Romelan mengatakan, pihaknya telah kecolongan. Ia pun akan sesegera mungkin melakukan pendataan ulang jumlah warga miskin di Kabupaten Blitar. Sebagai langkah awal pihaknya akan menempatkan Miswan di panti jompo mengingat yang bersangkutan sebatang kara.

“Kami telah kecolongan. Karenanya secepatnya akan melakukan pendataan ulang,“ tegasnya.

Kepala Dinas PU Cipta Karya Sumantri menyatakan, akan segera merehabilitasi tempat tinggal Miswan untuk menjadi hunian yang layak. Pihaknya juga akan membuatkan jamban atau fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) di sana.

“Sesuai instruksi Pak Wabup (Marheinis), kami akan segera melakukan pembenahan tempat tinggal,“ ujarnya.

Seperti diberitakan, Miswan, kakek asal Kelurahan Kauman, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar hidup selama enam tahun di gubuk reot bekas kandang ayam. Miswan mengalami kelumpuhan dan hidupnya sebatang kara setelah anak dan istrinya meninggalkannya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement