BENGKULU - Ramaldi (35), salah satu warga Desa Banjar Sari Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, terkapar di rumah sakit bergerak di Desa Malakoni. Sejak dua minggu terakhir ia terbaring di tempat tersebut dan tak bisa dirawat secara intensif oleh tim medis di pulau terdepan Bengkulu, atau sisi barat Indonesia. Akibatnya, kondisi Ramaldi tersebut, kritis.
Ditambah, kekurangan alat medis dan obat-obatan membuat kondisi Ramaldi kian hari kian memburuk. Bahkan, Ramaldi tak dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) di Kota Bengkulu. Hal tersebut, disebabkan tak ada sarana transportasi laut yang bersandar ke Pulau Enggano sejak dua pekan terakhir.
Ketua Lembaga Suku Adat Budaya Enggano atau Pabuki, Harun Kaarubi memaparkan, Ramaldi hanya mendapatkan perawatan seadanya oleh tim medis di rumah sakit bergerak di Desa Malakoni, Kecamatan Enggano.
''Kata tim medis disana, Ramaldi harus di rujuk ke rumah sakit Bengkulu, agar mendapatkan perawatan medis secara intensif,'' kata Harun, saat ditemui Okezone, Senin (13/2/2017).
''Ramaldi sakit maag kronis komplikasi dengan penyakit lainnya . Di rumah sakit bergerak Enggano, hanya medapatkan perawatan seadanya,'' sambung Harun.