DHARAMSALA – Dalai Lama menyebut kelompok garis keras di China otaknya bermasalah karena ada bagian dari otak mereka yang hilang. Ia mengatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan pelawak Inggris, John Oliver di sebuah program hiburan televisi. Pengambilan gambar dilakukan di Dharamsala, India, tempat pemuka agama Buddha asal Tibet itu mengasingkan diri selama ini.
Pernyataan tersebut membuat geram pemerintahan komunis China. Kementerian Luar Negeri China membalas tuduhan itu dengan melabelinya sebagai aktor penipu.
“Komentar Dalai Lama dalam wawancara itu mungkin hanya untuk lucu-lucuan, tetapi pernyataannya semua bohong, tidak sesuai dengan fakta. Kami sudah sering mengatakan bahwa Dalai Lama ke-14 adalah politisi buangan yang memakai jubah agama untuk terlibat dalam kegiatan separatis anti-China,” terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/8/2017).
Geng Shuang menambahkan, “Kini tampaknya dia sudah menjadi seorang aktor yang bersandiwara dengan hebatnya. Penampilannya sangat menipu.”
Perseteruan China dengan pemimpin spiritual Tibet tersebut sudah berlangsung lama, sejak 1959. Pria yang mengaku reinkarnasi Dalai Lama itu terpaksa melarikan diri ke India setelah pemberontakannya gagal. Dalai Lama menyangkal bahwa dirinya memakai jalan kekerasan. Ia menegaskan bahwa keinginannya murni menjadikan Tibet daerah otonomi.
Terkait konsep kelahiran kembali, Dalai Lama ke-14 selalu mengatakan kalau garis reinkarnasi akan berhenti di dirinya. Gelar Dalai Lama akan berakhir ketika dia meninggal. Namun demikian, China tetap menudingnya sebagai pengkhianat. Ia juga dianggap murtad terhadap kepercayaan Tibet dengan mengatakan kalau di masa depan tidak akan ada reinkarnasi lagi.
(Silviana Dharma)