JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) bekerja sama dengan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI dan perwakilan Uni Eropa (UE) di Jakarta, sukses menggelar pelatihan bagi 20 diplomat UE dalam program Hostile Environment Awareness Training (HEAT). Pelatihan berlangsung di Markas PMPP pada 6-9 Maret 2017 dengan mayoritas peserta dari kalangan penasihat senior bidang keamanan pada Perwakilan Uni Eropa di negara-negara anggota ASEAN.
Para diplomat UE yang ikut dalam pelatihan ini memuji fasilitas dan kemampuan profesionalisme personil PMPP TNI. Selain itu, peserta juga menunjukkan kesan yang sangat positif terhadap muatan program praktIk di lapangan, antara lain, penanganan terorisme, negosiasi pembebasan tawanan, dan berkendara di alam tropis yang sulit.
Komandan Pusat PMPP Brigadir Jenderal Achmad Marzuki menjelaskan, Program HEAT merupakan kerjasama yang bersejarah antara PMPP dengan UE. "Program HEAT ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan antara Indonesia dan Uni Eropa," ungkapnya pada acara penutupan program HEAT (Kamis 9 Maret 2017),” ujarnya, seperti disunting dari situs resmi Kemlu RI, Sabtu (11/3/2017).
"Program HEAT ini merupakan pilot project dan dapat menjadi role model bagi kerja sama serupa di masa depan. Saya berharap melalui program HEAT ini kita dapat membuka peluang lebih besar dalam meningkatkan kerja sama PMPP TNI dengan Uni Eropa di masa-masa mendatang", tambahnya.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend mengungkap, melalui program pelatihan ini, Uni Eropa jadi ingin belajar dari Indonesia soal memelihara perdamaian di dunia di bawah PBB. Ia berharap program seperti ini dapat terus dihelat secara rutin.
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa Kemlu Dewi Gustina Tobing memandang program HEAT sebagai bukti baiknya hubungan bilateral antara Indonesia dan UE.
Hubungan keduanya semakin meningkat dengan kunjungan Presiden RI ke Uni Eropa di Brussel, April 2016. Kerja sama Program HEAT juga menjadi bagian dari implementasi perjanjian bilateral Partnership Cooperation Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa.
"Melalui program ini, Indonesia telah berbagi kapasitas dan pengetahuan kepada Uni Eropa. Di antaranya dengan memberikan pelatihan kepada para diplomat UE yang menunjukkan kemampuan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Indonesia," kata Dewi Gustina Tobing.
Acara penutupan program ini dihadiri, antara lain, oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend, Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa Kemlu RI Dewi Gustina Tobing; dan Desk Officer Asia Pacific Field Security, European External Action Service (EEAS) Julia Smith, yang datang langsung dari Brussel sebagai observer. Tampak pula para pejabat PMPP dan wakil dari Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu RI.
(Silviana Dharma)