Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pakai Kelapa, Dukun Malaysia Gelar Ritual Tangkal Serangan Korut

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 14 Maret 2017 |05:24 WIB
Pakai Kelapa, Dukun Malaysia Gelar Ritual Tangkal Serangan Korut
Ibrahim Mat Zin menggelar ritual untuk menangkal serangan Korut ke Malaysia. (Foto: The Star)
A
A
A

PETALING JAYA – Seorang paranormal yang dikenal sebagai “Raja Bomoh Sedunia” melakukan ritual untuk menyelamatkan Malaysia dari serangan nuklir Korea Utara (Korut) menyusul ketegangan yang terjadi di antara kedua negara. Pria bernama asli Ibrahim Mat Zin itu mengklaim ritual tersebut juga bertujuan agar warga Malaysia yang tertahan di Pyongyang bisa segera bebas.

Sebuah video berdurasi 3 menit 18 detik yang memperlihatkan Ibrahim melakukan ritual menjadi viral di media sosial.

Dalam video itu, Ibrahim yang menyebut dirinya sebagai Raja Bomoh Sedunia Nujum VIP dengan gelar Datuk Mahaguru tampak berdiri di pantai dengan alat-alat ritual lainnya, dua butir kelapa, sepasang tongkat, lima meriam bambu, karpet dan mangkuk berisi air laut. Mengenakan jas, Ibrahim berdoa sepanjang ritual berlangsung dan mengakhirinya dengan melemparkan buah kelapa ke laut.

Video itu juga menuliskan pesan yang melarang orang-orang untuk mencoba melakukan ritual itu di rumah.

“Kali ini ritual bertujuan melindungi Malaysia dari segala ancaman atau serangan dari negara lain terutama Korut,” kata Ibrahim dalam video yang dilansir dari Straits Times, Selasa (14/3/2017).

“Selain itu, Ritual ini juga untuk melunakkan hati Pemimpin Tertinggi Korut sehingga dia akan segera membebaskan 11 warga Malaysia dan menyelesaikan situasi pembunuhan Kim Jong-nam ini,” tambahnya.

Ibrahim menjelaskan, meriam bambu yang digunakan dalam ritual merupakan sebuah simbol. Dia mengatakan, ritual tidak bermaksud menynggung siapa pun dan merupakan tindakan antisipasi agar konflik bisa cepat diselesaikan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement