Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ternyata Pembunuhan Siswa SMP di Yogyakarta Dipicu Persoalan Sepele

Prabowo , Jurnalis-Selasa, 14 Maret 2017 |14:44 WIB
Ternyata Pembunuhan Siswa SMP di Yogyakarta Dipicu Persoalan Sepele
Ilustrasi
A
A
A

YOGYAKARTA - Motif pembacokan yang menyebabkan tewasnya Ilham Bayu Fajar, pelajar kelas 3 SMP Piri Yogyakarta ternyata hanya masalah gunjingan. Korban meneriaki rombongan pelaku dengan kata-kata tak pantas saat berpapasan mengendarai motor.

"Korban teriak bajingan saat papasan, rombongan pelaku yang tidak terima kemudian mengejar hingga terjadi pembacokan," kata Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri dalam keterangan pers di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (14/3/2017).

Rombongan pelaku, kata Dofiri, berjumlah sembilan orang yang sebagian besar berusia remaja dan masih sekolah. Tujuh orang sudah berhasil diamankan petugas, termasuk eksekutor yang membacok Ilham hingga tewas.

"Ada dua yang belum kami tangkap. Mereka bukan pelaku utama, tapi merupakan rombongan yang saat kejadian turut terlibat melakukan pengejaran," tandasnya.

Pihaknya sudah mengantongi identitas dua pelaku yang masih dicari. Meski bukan pelaku utama, namun keterlibatan mereka tetap harus dipertanggungjawabkan.

"Kami sangat prihatin kasus ini karena yang terlibat hampir semua pelajar. Ada yang home schooling, kemudian pelajar SMP, dan satu pelajar klas 1 SMA," tandasnya.

Meski demikian, polisi tetap memberi tindakan tegas kepada para pelaku. Mereka semua ditahan guna kepentingan penyidikan. Polisi juga menyita senjata tajam jenis celurit dan parang milik komplotan pelaku.

"Mereka membawa dua parang dan dua celurit. Senjata itu sengaja dibawa saat mereka pergi," katanya.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Tommy Wibisono menambahkan, antara pelaku dan korban tidak saling mengenal. Komplotan pelaku tersingung saat diteriaki gunjingan oleh korban.

"Mereka tidak kenal. Pelaku tidak kenal korban, begitu juga sebaliknya. Kejadian itu hanya karena emosi yang berakibat fatal," tandasnya.

Komplotan pelaku, kata dia, juga tidak terpengaruh minuman keras. Mereka keluar malam sambil mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Kejadian ini murni tindakan kriminal yang secara sadar dilakukannya.

"Saya minta yang dua belum kita tangkap ini segera menyerahkan diri, saya kejar kemanapun pergi," tandasnya.

Sementara tujuh orang yang sudah diamankan ini mulai dari inisial AA asal Medan, pelajar home skoling yang tinggal di belakang kampus ISI Yogyakarta. Pria kelahiran September 1999 itu perannya sebagai joki atau pengendara motor jenis KLX.

Lalu, inisial FF wargaTamanan, Bantuntapan, Bantul. Pelajar klas 1 SMA ini yang ditengarai sebagai eksekutor. Dia yang membonceng dan membawa senjata jenis celurit.

Ketiga, inisial TP warga Caturtunggal, Depok, Sleman. Pelajar klas 2 SMP itu yang mengendarai motor Scoopy Merah. Lalu, inisial JR yang juga masih duduk di Klas 2 SMP. Warga Rejowinangun, Kotagede ini membawa celurit dan membonceng.

Kelima, MKR yang statusnya juga pelajar home scholing. Warga Ngabean, Ngampilan ini perannya membonceng motor vario hitam. Kemudian, inisial RBJ (19) asal Serang, Banten dan NSP (21) warga Keparaan, Mergangsan, Kota Yogyakarta.

Keduanya merupakan tukang parkir dan bukan pelajar. Namun, saat kejadian mereka terlibat dalam insiden berdarah pada Minggu, 12 Maret sekira pukul 01.00 WIB di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement