PERDANA Menteri (PM) Petahana Belanda Mark Rutte bisa bernapas lega. Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) yang dipimpinnya diprediksi keluar sebagai pemenang pemilihan umum (pemilu). Kemenangan tersebut berhasil mencegah Partai Kebebasan (PVV) pimpinan kandidat anti-Islam, Geert Wilders, untuk berkuasa.
Kemenangan tersebut dinilai sebagai momentum untuk mengembalikan kekuatan Uni Eropa usai Brexit. Sejumlah pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa memberi selamat kepada PM Mark Rutte atas kemenangannya dengan disertai ejekan terhadap virus populisme dan ekstremisme.
“Nilai-nilai keterbukaan, rasa hormat kepada sesama, dan keyakinan terhadap masa depan Uni Eropa adalah satu-satunya respons yang benar terhadap dorongan nasionalis dan isolasionisme yang tengah mengguncang dunia,” ucap Presiden Prancis Francois Hollande, mengutip dari Telegraph, Kamis (16/3/2017).
“Pihak-pihak anti-Uni Eropa telah kalah. Saya ingin para pendukung segera bekerja untuk merevitalisasi Uni Eropa,” ucap Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni. Ucapan selamat juga meluncur dari Kepala Staf Kanselir Jerman Angela Merkel, Peter Altmaier, lewat akun Twitter.
“Belanda, oh Belanda, Anda adalah pemenang. Selamat atas hasil yang luar biasa ini!” kicau Peter Altmaier. Pemilu Belanda kali ini dianggap penting karena akan menentukan nasib Eropa dan juga dunia.
Seberapa besar dukungan yang didapat Geert Wilders dapat menjadi indikator bagaimana kandidat-kandidat sejenisnya akan diterima di pemilihan lain yang akan berlangsung di Prancis dan Jerman.
Isu mengenai imigrasi, Islam, globalisasi, dan Uni Eropa juga didengungkan kandidat seperti Marine Le Pen di Prancis untuk menggalang dukungan. Hasil-hasil pemilihan di Belanda, Prancis, dan Jerman yang sering disebut negara-negara berpengaruh di Benua Biru, bisa menjadi awal dari sebuah akhir dari visi unifikasi Uni Eropa.
(Wikanto Arungbudoyo)