Tidak lupa, Jeffry “menyentil” para sejarawan Indonesia yang akan diajak bekerjasama dengan KITLV, NIMH dan NIOD dalam agenda-agenda penelitian kembali ini.
“Atas nama siapa sejarawan Indonesia bekerja sama? (Bambang Purwanto dan Abdul Wahid dari Universitas Gadjah Mada). Sampai sekarang negara kita dilecehkan dan diadu domba melalui sejarawan-sejarawan Indonesia yang bekerjasama,” tambah Jeffry lagi.
“Lihat saja kereta emas punya Kerajaan Belanda. Gambarnya masih seperti itu (gambar zaman kolonalisme Belanda dan penindasan warga pribumi). Di Parlemen Belanda juga ada ruangan bernama Ruangan Kolonial. Ini semua artinya Belanda tidak tahu malu dan tidak mau melihat HAM,” pungkasnya.
(Randy Wirayudha)