PYONGYANG – Pada Minggu 9 April 2017, terlihat kumpulan warga asing yang berkerumun di Kota Pyongyang, Korea Utara (Korut). Dilaporkan, mereka adalah pelari dari negara lain yang antusias untuk mengikuti gelaran lomba maraton internasional yang diadakan di Korut.
Sebagaimana dikutip dari New Zealand Herald, Senin (10/4/2017) perlombaan yang memiliki nama resmi Mangyongdae Prize International Maraton itu menjadi lomba yang terkenal di kalangan turis mancanegara. Pasalnya semenjak 2014, lomba maraton itu dibuka untuk para pelari amatir dari luar Korut.
Lomba maraton ini juga kerap dimanfaatkan oleh turis asing untuk melihat keadaan Pyongyang dengan mata kepala mereka sendiri. “Benar-benar bersama dengan rakyatnya (warga Korut), menyalami mereka, menyentuh mereka. (Momen tersebut) benar-benar sesuatu (tak terlupakan),” tutur pejabat sekolah internasional di Brasil, Soleiman Dias, terkait lomba maraton tersebut.
Seorang pengacara Prancis, Kilian Lepors-Ebner menyatakan bahwa lari maraton tersebut juga menjadi momen interaksi dua arah. “Dengan melihat kita dalam kehidupan nyata mereka dapat melihat kita belum tentu (orang) jahat, bahwa kita orang baik, kita tersenyum, kita ingin bertemu dengan mereka,” Ujar Lepors-Ebner kepada Channel News Asia.
Channel News Asia juga mewartakan, banyak kritik yang dilontarkan terkait lomba maraton tersebut yang dipandang sebagai pemasukan Korut di bidang turisme. Sebab terdapat klaim pemasukan tersebut juga digunakan untuk pengembangan senjata nuklir serta rudal Korut.
(Emirald Julio)