Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ramadan di Negara Non-Muslim, WNI Harus Pintar Atur Jam Makan dan Salat

Silviana Dharma , Jurnalis-Jum'at, 23 Juni 2017 |22:03 WIB
Ramadan di Negara Non-Muslim, WNI Harus Pintar Atur Jam Makan dan Salat
Wino Yourman Eusy (kanan belakang) saat buka puasa di China. (Foto: Istimewa/Wino Yourman Eusy)
A
A
A

Sementara bagi Mentari Puspa Ferisa, WNI yang berkuliah di Beijing, menjalani puasa di negeri orang cukup merepotkan. Sebab ketika jam makan tiba, semua orang mengajak makan dan dia merasa tidak tahu harus bilang apa.

“Karena kalau saya pakai alasan sedang diet, nanti dibilang sok. Tapi kalau jujur bilang lagi puasa, nanti ditanya-tanya itu apa. Malas jelasinnya,” tutur Puspa.

Alhasil, seperti Wino, bagaimanapun Puspa tetap harus menolak karena ditawarin kan enggak juga menolaknya. Sementara kalau diiyakan, tentu menyalahi ajaran agamanya.

“Mau tolak enggak enak, tetapi enggak boleh makan juga. Jadi saya biasa bilang, ’Oh maaf, saya enggak suka’. Tapi jawab begini juga risikonya nanti setelah bulan puasa lewat, mereka tidak menawarkan lagi ke saya karena tahu saya tidak suka. Kalau begini, rasa ribet dan sedih jadi satu,” curhatnya.

Tak jarang, Puspa juga terpaksa melewatkan jam makan malam bersama teman-temannya. Pasalnya, jam berbuka di China itu berbeda dengan di Indonesia. Kalau di Jakarta buka sekira pukul 17.50, di Beijing puasanya 16,5 jam dan baru buka sekira pukul 19.33.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement