Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

'Otto Warmbier Mendapatkan Balasan yang Setimpal'

Silviana Dharma , Jurnalis-Rabu, 28 Juni 2017 |23:07 WIB
'Otto Warmbier Mendapatkan Balasan yang Setimpal'
Otto Warmbier. (Foto: Reuters)
A
A
A

DELAWARE – Mahasiswa Delaware, Otto Warmbier, meninggal setelah enam hari dibebaskan dari hukuman kerja rodi 15 tahunnya di Korea Utara. Banyak orang bersimpati dengan apa yang baru saja terjadi pada pemuda berusia 22 tahun itu.

Namun, seorang profesor di University of Delaware memiliki tanggapan yang berbeda. Kathy Dettwyler justru bercuap di Facebook-nya bahwa Warmbier sudah mendapatkan balasan yang setimpal.

Seperti disunting dari BBC, Rabu (28/6/2017), pengajar antropologi tersebut menggambarkan Warmbier seperti kebanyakan pemuda kulit putih yang kaya dan tak peka di Amerika Serikat.

“Orang yang sama dengan anak-anak yang merengek soal nilai karena merasa tidak butuh membaca dan belajar untuk bisa meraih nilai yang bagus,” ketusnya.

Dettwyler juga mengkritik cara orangtua Warmbier mendidik. Menurutnya, mereka sudah membiarkan pemuda itu tumbuh dengan pemikiran bahwa dia bisa melakukan dan mendapatkan segala yang diinginkan.

“Mungkin dia bisa berbuat sesukanya di AS, tetapi tidak begitu di Korea Utara. Dan tentunya, orangtua Otto lah yang akan menebus kesalahan ini sepanjang sisa hidup mereka,” ungkapnya.

Setelah pernyataannya menyebar luas di medsos, profesor antropologi itu menghapus posting-annya. Pihak universitas meyakinkan, dia tidak akan pernah diterima mengajar lagi di kampus tersebut.

Warmbier sendiri berkuliah di University of Virginia dan mengambil jurusan ekonomi. Dia pergi liburan dengan teman-temannya ke Korut pada Desember 2015. Namun pada 2 Januari 2016, ia dicegat petugas bandara saat hendak terbang pulang ke negaranya.

Ia digiring ke penjara Pyongyang atas dakwaan menunjukkan sikap permusuhan. Dia dituding sebagai mata-mata karena menurunkan sebuah spanduk propaganda Korut dari lorong hotel tempatnya menginap.

Pada 16 Maret 2016, Warmbier menghadiri sidang pertamanya. Dia mengaku mencuri poster propaganda tersebut. Lalu divonis 15 tahun kerja rodi di Korut. Diyakini, sejak itulah dia mulai sakit-sakitan hingga jatuh koma.

Setelah proses diplomasi dan negosiasi yang berbelit, pemuda itu diizinkan kembali ke tanah kelahirannya. Namun pada 19 Juni, ia dinyatakan meninggal akibat kerusakan pada jaringan sel otak.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement