MERDEKA dari penjajahan Inggris nyatanya tidak membawa perubahan berarti di Nigeria. Negeri kaya minyak tersebut tetap dilanda Perang Saudara (Perang Sipil) yang mulai meletus pada 6 Juli 1967.
Nigeria meraih kemerdekaan dari Inggris pada 1960. Enam tahun kemudian, suku Hausa mulai membunuh suku Igbo, di wilayah utara. Konflik tersebut merupakan buntut dari penjajahan Inggris di Nigeria.
Akibat penyiksaan tersebut, puluhan ribu warga suku Igbo melarikan diri ke wilayah timur, di mana mereka menjadi kelompok etnis yang dominan. Suku Igbo ragu pemerintah militer Nigeria yang kejam akan memberikan jaminan untuk sekedar bertahan hidup.
Atas dasar keraguan tersebut, Letnan Kolonel Odumegwu Ojukwu dan sejumlah perwakilan di luar suku Igbo, mendirikan Republik Biafra pada 30 Mei 1967. Dinukil dari History, Kamis (6/7/2017), republik baru tersebut terdiri dari sejumlah negara bagian di Nigeria, terutama di timur.
Upaya diplomasi sempat dilakukan oleh pemerintah Nigeria untuk menyatukan kembali negara-negara bagian tersebut. Akan tetapi, upaya itu gagal. Tentara Pemerintah Nigeria kemudian merebut Republik Biafra pada 6 Juli 1967.
Pasukan pimpinan Odumegwu Okuju mampu melakukan terobosan awal dalam perang tersebut. Akan tetapi, kekuatan militer pemerintah Nigeria terlalu superior untuk dilawan. Militer berhasil mengurangi wilayah kekuasaan Republik Biafra.
Militer Nigeria berhasil menghambat akses keluar masuk Republik Biafra. Akibatnya, Republik Biafra kehilangan ladang-ladang industri minyak yang menjadi pemasukan utama. Dampak utama tentu saja kelangkaan dana untuk mengimpor makanan yang berakibat pada bencana kelaparan. Sekira 1 juta warga sipil Biafra meninggal dunia akibat bencana kelaparan tersebut.
Perang baru berakhir pada 1970, diawali dengan jatuhnya Ibu Kota Owerri ke tangan militer Nigeria pada 9 Januari. Odumegwu Ojuku sempat melarikan diri beberapa hari sebelumnya dengan menggunakan pesawat menuju Pantai Gading. Lewat wakilnya, Philip Effiong, Ojukwu menyerahkan surat penyerahan diri kepada Jenderal Nigeria Yakubu Gowon pada 13 Januari 1970.
Surat diterima dan ditandatangani pada 14 Januari 1970 di Ibu Kota Lagos. Dengan demikian perang saudara berakhir. Militer Nigeria kemudian masuk ke wilayah-wilayah lain di Republik Biafra tanpa mendapatkan perlawanan berarti dalam menggabungkan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
(Wikanto Arungbudoyo)