JAKARTA - Runtuhnya tirani wangsa Bourbon di Prancis yang dititah Raja Louis XIV, diawali dengan penyerbuan ke Penjara Bastille, 14 Juli 1789. Hari bersejarah tersebut kini dikenal sebagai Hari Bastille atau Hari Kemerdekaan Prancis.
Warga Negeri Mode di seluruh dunia merayakan tegaknya slogan Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan (Liberte, Egalite, Fraternite). Tak terkecuali ekspatriat Prancis di Indonesia yang menggelar perayaan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
"Hari ini kami merayakan Liberte, Egalite, Fraternite. Nilai ini sangat jelas buat kami, juga masyarakat Indonesia," ujar Duta Besar Prancis, Jean-Charles Berthonnet, Jumat (14/7/2017).
Nilai tersebut sempat menjadi target serangan teroris di Nice pada 2016 yang menewaskan 85 orang. Aksi tersebut bertujuan untuk membuat warga Prancis menderita. Akan tetapi, nilai itu pula yang dipegang erat rakyat Prancis sehingga mampu bangkit.
"Indonesia juga mengalami serangan dengan alasan yang sama. Namun kedua negara memilih untuk beraksi sehingga rasa hormat terhadap perbedaan tetap terjaga," ungkap Jean-Charles Berthonnet.
Di tengah waktu sulit itu, Indonesia dan Prancis mengukuhkan kemitraan strategis yang ditandai dengan kunjungan mantan Presiden Francois Hollande di akhir masa jabatannya. Baik Prancis dan Indonesia sama-sama memegang peranan penting di kawasan masing-masing, Eropa dan Asia.
Prancis dan Indonesia memiliki komitmen kerjasama dalam berbagai bidang, salah satunya lingkungan hidup. Jean-Charles Berthonnet menyatakan, Prancis sangat menghargai komitmen Jakarta dalam Perjanjian Paris, serta memerangi pembabatan hutan yang mengancam Planet Bumi.