TOKYO – Jepang disebut melayangkan protes terhadap China akibat Negeri Tirai Bambu disinyalir melakukan aktivitas di wilayah sengketa Laut China Timur. Wilayah sengketa itu dikenal dengan nama Kepulauan Senkaku oleh Jepang sedangkan China menyebutnya sebagai Pulau Diaoyu.
Baru-baru ini China dituding melakukan aktivitas di wilayah perairan yang kaya dengan cadangan gas alamnya itu. Sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (2/8/2017) Jepang dan China sebenarnya memiliki kesepakatan kerjasama dalam pengelolaan minyak dan gas di wilayah perairan tersebut pada Juni 2008.
BACA JUGA: China Disebut Terbangkan Drone di Perairan Sengketa, Jepang Kirim Jet Tempur
BACA JUGA: China Prihatin Jepang Dapat Dukungan dalam Sengketa Pulau
Namun negosiasi kedua negara terkait pengelolaan tersebut dalam keadaan terhenti pada 2010 hingga saat ini akibat ketegangan yang disebabkan oleh saling klaim wilayah sengketa itu.
“Kami mengonfirmasi bahwa China terlibat dalam aktivitas tertentu dengan menghentikan kapal pengeborannya di dekat garis tengah yang memisahkan zona ekonomi eksklusif (ZEE) kedua negara di wilayah tersebut,” ujar Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.
Suga menegaskan, tindakan China itu sangat disesalkan mengingat secara sepihak negara tersebut melanjutkan aktivitas pengembangan di wilayah sengketa. Ia menambahkan, Jepang telah melayangkan protes pada akhir bulan lalu setelah menyadari tindakan China tersebut.
BACA JUGA: China Murka Pulau Sengketa Disebut Dilindungi Perjanjian Militer AS-Jepang
BACA JUGA: China Berang Pesawatnya Dibidik Radar Jet Tempur Jepang
Jika China memang ingin terus melakukan proses eksplorasi di Laut China Timur, Suga memiliki proposal. Sekretaris Kabinet Jepang itu mendesak agar China kembali memulai negosiasi yang sempat tertahan terkait eksploitasi sumber daya alam di sana.
AFP mewartakan, ladang gas di Laut China Timur itu bila berdasarkan kesepakatan bersama kedua negara berada di lokasi ZEE yang saling tumpang tindih. Di sisi Jepang, negara tersebut menegaskan bahwa garis tengah antara kedua negara gharus menjadi tanda batas ZEE masing-masing. Sedangkan dari sisi China meminta perbatasan harus lebih dekat ke Jepang dengan alasan pertimbangan landas kontinen dan lain-lain.
(Emirald Julio)