Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

20 Ribu Muslim Rohingya Terdampar, Pelapor Khusus PBB Kecam Myanmar

Agregasi Sindonews.com , Jurnalis-Sabtu, 02 September 2017 |11:16 WIB
20 Ribu Muslim Rohingya Terdampar, Pelapor Khusus PBB Kecam Myanmar
Pengungsi Rohingya. (Foto: Reuters)
A
A
A

JENEWA - Pelapor khusus PBB, Yanghee Lee mengecam kegagalan pihak berwenang di Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman. Ia pun memperingatkan situasi yang memburuk dengan cepat di negara bagian Rakhine di Myanmar.

"Lebih dari 27.000 orang telah menyeberang ke Bangladesh di daerah sekitar Cox's Bazar, sementara 20.000 lainnya masih terdampar di antara kedua negara. Jumlah tersebut terus bertambah," kata Lee seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (2/9/2017).

"Saya meminta Pemerintah untuk segera memberikan bantuan segera kepada semua masyarakat yang terkena dampak di Negara Bagian Rakhine, dan memberikan akses yang tidak terbatas kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan bantuan kemanusiaan," sambungnya.

Lee pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nasib ribuan etnis Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.

(Baca juga: Bahas Situasi Warga Rohingya, Menlu Retno Berdialog dengan Sekjen PBB)

"Situasi kemanusiaan memburuk dengan cepat dan saya khawatir ribuan orang semakin berisiko melakukan pelanggaran berat terhadap hak asasi mereka. Puluhan ribu Muslim Rohingya sekarang dilaporkan melarikan diri ke Bangladesh," ujar Lee didukung oleh pelapor khusus PBB untuk kebebasan beragama atau berkeyakinan, Ahmed Shaheed, dan pelapor khusus mengenai masalah minoritas, Fernand de Varennes.

Ada beberapa laporan yang dapat dipercaya bahwa tentara di Myanmar menggunakan granat berpeluncur roket terhadap warga sipil yang bergerak menuju Bangladesh.

"Siklus kekerasan yang memburuk sangat memprihatinkan dan harus segera dirusak," ucap Lee.

Kekerasan di Rakhine, Myanmar, meletus pada 25 Agustus ketika pasukan Myanmar melancarkan operasi terhadap komunitas Muslim Rohingya. Aksi ini memicu masuknya pengungsi baru ke negara tetangga Bangladesh, meskipun negara tersebut menutup perbatasannya untuk para pengungsi.

Laporan media mengatakan pasukan keamanan Myanmar menggunakan kekuatan yang tidak proporsional, menggusur ribuan warga desa Rohingya dan menghancurkan rumah mereka dengan mortir dan senapan mesin.

(Baca juga: Laporan Terbaru! 47.500 Muslim Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh Sepekan Terakhir )

Daerah ini telah mengalami ketegangan antara populasi Budha dan Muslim sejak kekerasan komunal terjadi pada Tahun 2012.

Sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan pada bulan Oktober yang lalu di Maungdaw, di mana Rohingya menjadi mayoritas, menyebabkan sebuah laporan PBB mengenai pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan yang mengindikasikan kejahatan terhadap kemanusiaan.

PBB mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan - termasuk bayi dan anak kecil - pemukulan brutal, dan penghilangan paksa. Perwakilan Rohingya mengatakan sekitar 400 orang telah terbunuh dalam tindakan keras tersebut.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement