Suara dan Aksi Indonesia untuk Rohingya
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengecam aksi brutal tentara Myanmar tersebut. Ia juga memerintahkan langsung kepada Menlu Retno agar membantu menyelesaikan konflik tersebut.
“Saya dan seluruh rakyat Indonesia, kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Myanmar (Rohingya). Perlu sebuah aksi nyata, bukan hanya pernyataan kecaman,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Minggu 3 September.
“Saya tugaskan Menlu untuk menjalin komunikasi. Pemerintah telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan,” tambahnya.
BACA JUGA: Soal Kekerasan Rohingya, Jokowi: Perlu Aksi Nyata, Bukan Hanya Kecaman!

Presiden Joko Widodo melepas 10 kontainer bantuan kemanusiaan untuk Rohingya. (Foto: Antara)
Aksi nyata tersebut salah satunya dibuktikan dengan pembangunan Rumah Sakit Indonesia, yang saat ini masuk ke tahap II. Direncanakan pembangunan tahap II ini akan selesai dalam dua bulan. Setelah itu, tahap III berupa pembangunan gedung utama rumah sakit akan dimulai. Bangunan rumah sakit menempati tanah sekira 8.000 meter persegi dan luas bangunan lebih dari 1.000 meter persegi.
“Pembangunan tahap pertama Rumah Sakit Indonesia telah selesai dilakukan. Tahap pertama ini meliputi pengurukan tanah sehingga rumah sakit tersebut tidak rentan terhadap banjir serta pembangunan pagar," ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melalui keterangan pers, Senin (4/9/2017).

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menlu Retno Marsudi (tengah) dan Kepala Kantor Pelayanan Utama tipe A Bea dan Cukai Tanjung Priok Fajar Doni (kiri) memeriksa bantuan kemanusiaan yang akan dikirim untuk pengungsi Rohingya dan Rakhine di Dermaga III Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Kamis (29/12/2016). Presiden Joko Widodo melepas sebanyak 10 kontainer yang berisi mi instan, terigu, biskuit, makanan bayi, sarung dan selimut untuk dikirim ke pengungsi Rohingnya dan Rakhine di Myanmar. (Foto: Antara)
Pelaksanaan pembangunan rumah sakit sepenuhnya dilakukan oleh kontraktor dan pekerja di Myanmar. Pekerja tersebut terdiri dari orang Rakhine dan Muslim. Diharapkan proses pembaruan melalui kegiatan ekonomi ini akan membantu proses rekonsiliasi ketegangan antar-komunal yang berada di Rakhine State.
BACA JUGA: Tiba di Naypyitaw, Menlu Retno Akan Bahas Pembangunan Rumah Sakit Indonesia