Bapak, saya adalah seorang ibu biasa dari Kota Bogor yang biasa Bapak kunjungi. Saya tinggal di dekat istana Batutulis Bogor.
Bapak, ijinkan saya mengadu dan bicara apa adanya tentang kekerasan yang merenggut nyawa anak saya, Hilarius Christian Event Raharjo. Siswa kelas 10 di SMU Budi Mulia Bogor, di jalab Kapten Muslihat, lingkungan Gereja Katedral Bogor.
Dan siswa yang membunuh anak saya adalah siswa SMU Mardi Yuana, di Jl. Sukasari Bogor, lingkungan Gereja Katolik Santi Fransiskus Asisi.
Hari demi hari adalah siksaan bagi saya yang menginginkan keadilan untuk penghilangan nyawa anak saya Pak Presiden. Iya, Pak. Saya terhalang oleh hati saya yang tersiksa, oleh syarat autopsi.
Bukankah saya berhak untuk menolak autopsi? Tapi saya inginkan supaya semua pelakunya dihukum. Karena ada 50 orang lebih yang menonton anak saya disiksa sampai sakaratul maut, yang divideokan oleh siswa-siswa sekolah Katolik tersebut.