Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pilu Maria, Ibu yang Anaknya Menjadi Korban 'Gladiator' di Bogor

Putra Ramadhani Astyawan , Jurnalis-Minggu, 17 September 2017 |03:03 WIB
Kisah Pilu Maria, Ibu yang Anaknya Menjadi Korban 'Gladiator' di Bogor
A
A
A

BOGOR - Sudah setahun lebih berlalu, rasa kehilangan atas kematian sang anak yang dianggap tidak wajar masih berbekas di hati seorang ibu bernama Maria Agnes. Bagaimana tidak, anak sulungnya yang bernama Hilarius Christian Event Raharjo (15) diduga tewas usai diadu dengan pelajar dari sekolah lain.

Maria bercerita, bahwa Hilarius yang merupakan siswa kelas X SMA Budi Mulia dipaksa berkelahi dengan siswa SMA Mardi Yuana di lapangan basket Palupuh, Bogor Utara, Kota Bogor pada 29 Januari 2016. Mereka berkelahi di tengah lapangan layaknya "gladiator" sambil dikelilingi siswa lainnya.

"Waktu itu anak saya kan diajak untuk melihat pertandingan basket antara sekolahnya dengan SMA Mardi Yuana di taman yang ada lapangan basketnya. Tapi ternyata anak saya disiapin sama senior kakak kelasnya dipaksa duel dengan murid dari sekolah SMA Mardi Yuana," ujar Maria, Sabtu (16/9/2017).

Maria menambahkan, pertarungan satu lawan satu ala gladiator atau yang lebih dikenal dengan istilah "bom-boman" tersebut melibatkan senior dan alumni yang selalu dilakukan jelang kedua sekolah SMA Budi Mulia dan SMA Mardi Yuana bertemu dalam kompetisi bola basket yang digelar setiap tahunnya.

"Jadi yang bertarung junior kelas satu. Anak saya dipaksa senior dan alumninya berduel dengan tangan kosong lawan siswa lain. Ini kegiatan sembunyi-sembunyi, saya juga baru tahu dari temen anak saya. Pihak sekolah sama guru juga baru tahu ada ini setelah anak saya jadi korbannya," papar Maria.

Warga Jalan Cipaku, Gang Melati, RT 02 RW 08, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor ini mengaku Hilarius sempat ingin mundur dan tidak mau berkelahi namun tetap dipaksa. Akhirnya, putranya itu pun berusaha bangkit kembali hingga kejang-karena kepalanya dipukul terus menerus dan tewas di lokasi.

"Hila meninggal di lokasi, disiksa sambil ditonton puluhan siswa lainnya. Anak saya awalnya tidak mau ikut dan sudah menyerah tapi malah ditendang pingganganya sama senior disuruh terus bertarung salam lawannya sampai akhirnya anak saya mengalami kejang-terus meninggal," ungkapnya.

Atas kejadian tersebut, Maria dan suaminya Vanansius meminta keadilan atas apa yang dialami putranya. Maria pun mengaku memililiki bukti-bukti salah satunya surat pengakuan dari pelaku dan siswa lainnya yang membenarkan bahwa Hilarius tewas usai berduel dalam tradisi tahunan tersebut.

"Saya masih belum terima anak saya tewas seperti ini. Saya juga belum terima pelaku masih berkeliaran dan hanya dikenakan sanksi dikeluarkan dari sekolah. Memang saya tidak mau otopsi, karena saya kasihan dengan Hila. Saya hanya minta keadilan ditegakan agar kasus seperti ini tidak terulang," tutupnya.

Sebelumnya, Maria Agnes sempat memosting kejadian yang dialami putranya melalui akun Facebook pribadinya, pada 12 September 2017. Dalam postingannya, Maria memohon kepada Presiden Joko Widodo dapat menegakkan keadilan atas kasus yang merenggut nyawa anaknya.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement