Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mantap! Pimpin Rapat Menteri di PBB, Menlu Retno Tekankan Pentingnya Jaga Perdamaian Dunia

Djanti Virantika , Jurnalis-Selasa, 19 September 2017 |10:40 WIB
Mantap! Pimpin Rapat Menteri di PBB, Menlu Retno Tekankan Pentingnya Jaga Perdamaian Dunia
Menlu RI, Retno Marsudi dan Menlu Norwegia memimpin pertemuan KSS dan Triangular mengenai Perdamaian. (Foto: Kementerian Luar Negeri RI)
A
A
A

NEW YORK – Pemerintah Republik Indonesia (RI) turut hadir dalam acara pertemuan Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) dan Triangular mengenai Perdamaian yang diadakan pada Senin 18 September 2017. Pertemuan tingkat menteri yang diadakan di New York, Amerika Serikat (AS), itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi dan Menlu Norwegia, Borge Brende.

Pertemuan ini merupakan inisiatif Indonesia dan Norwegia guna mengawali rangkaian kegiatan Menlu RI di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-72. Indonesia dan Norwegia menjadi vocal point untuk isu pendanaan di bawah Komisi Bina Perdamaian PBB. Sebab, selama ini kedua negara tersebut sangat aktif mendukung pembangunan di negara berkembang pascakonflik.

BACA JUGA: Mantap! Wapres Jusuf Kalla Akan Pimpin Delegasi Indonesia dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York

Dalam acara tersebut, Menlu Retno menyampaikan pentingnya menjaga perdamaian. Menurutnya, hal itu sangat sulit dilakukan.

“Mencapai perdamaian itu sulit, memelihara perdamaian jauh lebih sulit,” tegas Menlu RI dalam sambutan pembukaan pertemuan tingkat menteri mengenai bina perdamaian (peace building), sebagaimana rilis yang diterima Okezone.

Lebih lanjut, Menlu RI menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini dalam upaya mendukung pembangunan di negara-negara pascakonflik adalah memastikan adanya pendanaan yang cepat dan memadai. Oleh karena itu, menurutnya, dibutuhkan kerja sama global yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan pendanaan guna mendukung pembangunan negara-negara pascakonflik.

"Guna memastikan pendanaan yang memadai, kita semua harus berkontribusi, negara maju harus memenuhi komitmennya dan kita juga harus dapat menarik sektor swasta untuk membantu pendanaan dan pembangunan di negara-negara pascakonflik," tutur Menlu Retno.

BACA JUGA: Para Pemimpin Dunia Berkumpul di New York untuk Hadiri Sidang Majelis Umum PBB

Dengan mengangkat tema Peran Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular untuk Meningkatkan Kapasitas dalam Mendukung Pembangunan Pasca-perdamaian, lanjut Retno, Indonesia telah memberi contoh sumber pendanaan yang inovatif dalam bantuan kepada negara-negara pascakonflik.

“Indonesia senantiasa siap untuk memberikan bantuan melalui kerjasama selatan-selatan dan triangular, khususnya untuk program-program unggulan yang selama ini telah berhasil mendukung pembangunan di negara-negara pascakonflik,” jelas Menlu Retno.

Sepanjang 2016, Indonesia sendiri telah memberikan bantuan pembangunan kapasitas kepada lebih dari 40 orang dari sejumlah negara. Sedangkan dalam kerangka kerjasama triangular, Indonesia telah melaksanakan program pembangunan kapasitas kepada lebih dari 30 negara sejak 2011.

BACA JUGA: Hadiri Sidang Majelis Umum PBB, Ini Agenda yang Dibawa Presiden AS

Tidak berhenti sampai di situ, pada 2018, Pemerintah RI telah merencanakan sejumlah program bantuan kepada lebih dari 20 negara. Pemerintah juga memperkuat kemitraan dengan Afrika melalui Forum Indonesia-Afrika yang akan diadakan pada April 2018.

Pertemuan Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) dan Triangular mengenai Perdamaian ini dihadiri oleh negara-negara anggota Komisi Bina Perdamaian PBB, wakil dari Sekjen PBB, dan negara-negara pascakonflik. Pertemuan tersebut berhasil mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dari negara-negara pascakonflik serta bantuan yang siap diberikan oleh negara-negara donor. (DJI)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement