NEW YORK – Kuatnya jaringan global lewat sosial media dan jumlah yang mencapai 1,8 miliar orang, anak-anak muda adalah agen perdamaian. Demikian pernyataan Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno LP Marsudi dalam Pertemuan Tingkat Menteri “UN Alliance of Civilizations Group of Friends”.
“Dengan 1,8 miliar generasi muda di dunia yang merupakan seperempat penduduk dunia dan memiliki kekuatan dan jejaring global melalui sosial media, generasi muda adalah agen perdamaian,” ujar Menlu Retno Marsudi, sebagaimana dimuat situs resmi Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu (23/9/2017).
Pertemuan bertajuk “Youth Engagement: The Nexus Building Inclusive Societies and Sustaining Peace” itu membahas tentang peran generasi muda dalam perdamaian. Diplomat kelahiran Semarang itu mengingatkan bahwa generasi muda tengah terancam paham radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.
“Kita harus lebih mendengarkan suara mereka. Kita harus bijak memenuhi kebutuhan mereka,” imbau Menlu Retno dalam pertemuan yang digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat (AS), pada Jumat 22 September.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu menyampaikan tiga poin penting dalam memastikan peran generasi muda sebagai agen perdamaian. Poin pertama adalah pendidikan sebagai kunci yang vital. Kedua, generasi muda harus terus diberikan dorongan dan akses untuk berpartisipasi serta berkontribusi bagi masyarakat. Ketiga, perlu terciptanya masyarakat yang adil, inklusif, dan damai.
Salah satu kebijakan dan aktivitas diplomasi yang dapat memajukan peran pemuda sebagai agen perdamaian adalah dengan menjadi tuan rumah berbagai forum pemuda di tingkat regional dan global. Menlu Retno menyatakan, dengan 65 juta orang generasi muda, Indonesia terus berkomitmen untuk berkontribusi lebih besar bagi perdamaian dunia.
(Wikanto Arungbudoyo)