BARCELONA – Pemimpin kelompok separatis Catalunya meminta komunitas internasional untuk melakukan mediasi untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara wilayah otonomi tersebut dengan Pemerintah Spanyol di Madrid menyusul kekerasan yang terjadi pada pelaksanaan referendum kemerdekaan Catalunya, Senin, 1 Oktober. Ratusan orang terluka setelah polisi Spanyol menembakkan peluru karet untuk membubarkan pelaksanaan pemungutan suara.
BACA JUGA: Mencekam! Referendum Catalunya Berujung Bentrok, 760 Orang Jadi Korban
Hasil referendum menunjukkan sebagian besar warga Catalunya memilih untuk mendirikan negara yang merdeka dan memisahkan diri dari Spanyol. Namun, Pemerintah Spanyol menganggap referendum tersebut ilegal dan pemisahan diri Catalunya harus diboikot dan ditentang.
"Ini bukan urusan domestik. jelas bahwa kami memerlukan mediasi", kata Pemimpin Catalunya, Carles Puigdemont dalam sebuah konferensi pers.
"Kami tidak menginginkan pemisahan diri yang traumatis. Kami menginginkan sebuah pemahaman baru dengan negara Spanyol," tambahnya sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (3/10/2017).