NEVADA – Dua pemilik toko senjata di Nevada, Amerika Serikat (AS), mengonfirmasi bahwa mereka menjual senjata api kepada tersangka penembakan di Las Vegas, Stephen Paddock. Mereka menjual kepada tersangka penembakan massal itu pada tahun lalu.
Sebagaimana diberitakan NBC News, Selasa (3/10/2017), pemilik toko mengatakan bahwa Paddock membeli senjatanya secara legal. Ia memenuhi syarat pemeriksaan yang diperlukan.
Namun, tidak diketahui senjata yang digunakan Paddock untuk melangsungkan aksinya di Mandalay Bay Hotel and Casino berasal dari toko mana. Paddock diketahui membeli senjatanya di toko New Frontier Armory di Las Vegas Utara dan Guns and Guitars di Mesquite.
BACA JUGA: Terungkap! Begini Rupa Stephen Paddock, Pelaku Penembakan di Las Vegas
Polisi mengatakan, menemukan 19 senjata api, bahan peledak, dan ribuan peluru, di rumah Paddock yang terletak di Mesquite. Tak hanya itu, 23 senjata lainnya juga ditemukan di kamar hotelnya. Hal ini diketahui setelah pihak berwenang melakukan penggeledahan.
David Familglietti dari toko senjata api New Frontier mengatakan, Paddock membeli sebuah senapan saat musim semi. Dia hanya sekali berbelanja di toko tersebut, sehingga David tak terlalu mengenalnya.
"Senapan itu tidak sepenuhnya otomatis dan senapan tidak mampu menembak dari tempat dia berada," kata Famiglietti.
BACA JUGA: Disergap Polisi, Pelaku Penembakan di Las Vegas Ternyata Bunuh Diri
Ia turut berduka mengetahui tragedi yang terjadi di Las Vegas pada Senin 2 Oktober 2017 malam waktu setempat itu. Dia mengaku akan mengikuti semua peraturan negara bagian dan federal.
"Kami sangat sedih mengetahui kabar tragedi ini. Kami melakukan bisnis penjualan senjata api secara legal dan melakukan semua tindakan pencegahan kejahatan dari penjualan ini, seperti yang kami lakukan pada penjualan seluruh senjata. Staf saya menangani masalah ini dengan sangat serius, dan jika ada peringatan, penjualan akan segera dihentikan," ujarnya.
Sementara Christopher Sullivan, General Manager Guns & Guitars, tidak mengungkapkan secara jelas senjata yang dibeli Paddock. Namun, sama seperti David, Christopher juga mengaku telah melakukan pengecekan sebelum pria berusia 64 tahun itu membeli senjata di tokonya.
"Semua pemeriksaan dan prosedur latar belakang telah diikuti, seperti syarat yang ditentukan oleh undang-undang lokal, negara bagian, dan federal. Dia tidak pernah memberi indikasi atau alasan untuk percaya bahwa dia tidak stabil atau bisa tidak sehat tiba-tiba," kata Christopher Sullivan.
Christopher mengaku berduka atas peristiwa ini. Ia turut menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga dan korban tragedi tersebut. Pria yang bekerja di toko senjata api itu mengaku siap bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.
“Kami saat ini bekerja sama dengan penyelidikan yang sedang dilakukan penegak hukum lokal dan federal dengan cara apa pun yang kami bisa,” tuturnya.
BACA JUGA: Pasca-Penembakan Maut, Warga Las Vegas Adakan Doa Bersama
Sedikitnya tiga toko senjata lainnya yang berada di Las Vegas mengaku telah berhubungan dengan penegak hukum terkait kasus yang dilakukan Paddock. Namun, tiga toko tersebut menolak untuk memberikan keterangan mengenai pembelian atau kunjungan yang Paddock lakukan.
Pembelian senjata yang dilakukan oleh Paddock ternyata tak diketahui oleh adiknya, Eric. Sang adik mengaku tak pernah melihat ketertarikan Stephen dengan senjata api. Ia hanya mengetahui bahwa sang kakak memiliki beberapa senapan yang disimpan di brankas.
Sampai saat ini, pihak berwenang belum menjelaskan jenis senjata yang digunakan oleh Paddock saat melangsungkan aksinya. Penyelidikan masih terus dilakukan untuk menguak kasus penembakan yang menewaskan 58 orang dan melukai lebih dari 200 orang tersebut. (DJI)
(Rifa Nadia Nurfuadah)