Namun, Benjamin mengalami masalah lagi. Otoritas negara menuduhnya melakukan pemerasan pada 1980-an.
Paddock menyelesaikan tuntutan sipil dan menghindari penjara setelah membayar USD623 ribu (Rp8,3 miliar), dan memilih meninggalkan Oregon ke Texas. Benjamin akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Texas pada 1998.
BACA JUGA: Penembakan Massal di Las Vegas, Trump: Tragedi Ini Perbuatan Kejahatan Murni
Putra Benjamin, Eric Paddock, mengatakan pada Senin (2/10) lalu bahwa ayahnya sebagian besar tidak hadir dalam kehidupannya. Eric mengatakan, saat ia lahir, ayahnya berada dalam pelarian dan ibunya harus membesarkan dia dan saudaranya seorang diri.
Satu hal yang miris adalah tak ada nama Eric maupun Stephen di berita kematian sang ayah. Hanya ada Patrick Paddock di sana. Demikian seperti dilansir laman New York Times.
(Rifa Nadia Nurfuadah)