SEOUL - Korea Selatan (Korsel) akan mempercepat upayanya untuk memulai perundingan terhadap Korea Utara (Korut) agar segera melakukan denuklirisasi. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu pejabat tinggi Korsel.
Menteri Luar Negeri Kang Kyung-wha mengatakan bahwa kementeriannya akan bekerja keras untuk mendorong China dan Rusia menggunakan pengaruh mereka terhadap Korut untuk membawanya ke meja perundingan.
"Kami akan memperkuat peran utama kami untuk menghasilkan lingkungan di mana perundingan denuklirisasi dapat dilanjutkan. Dalam proses ini, kami akan secara aktif mendorongnya dengan mengikutsertakan pengaruh China dan Rusia atas Korut," ujar Kang Kyung-wha, dilansir dari Korea Herald, Kamis (12/10/2017).
BACA JUGA: Ingin Akhiri Ketegangan, Menlu Korsel Desak Korut untuk Bahas Batas Negara
Hal tersebut ia kembali bahas setelah ketegangan dengan Korut meningkat ditambah lagi dengan adanya provokasi lanjutan Korut dan perang kata-kata antara para pemimpin Korut dan AS.
Korsel telah mengatakan bahwa mereka akan berusaha menyelesaikan masalah nuklir Korut tidak hanya melalui sanksi dan tekanan tetapi juga melalui usaha diplomatik, termasuk pembicaraan langsung. Korsel sendiri mengakui bahwa Semenanjung Korea masih bersitegang.
Dalam sebuah pidato di Berlin pada Juli, Presiden Korsel Moon Jae-in menggarisbawahi pentingnya dialog untuk menangani masalah nuklir Korut dan mengatakan bahwa pemerintahannya akan bekerja untuk membentuk sebuah rezim perdamaian permanen di Semenanjung Korea.
BACA JUGA: Waduh... Korut Diprediksi Akan Lebih Banyak Lakukan Provokasi pada Oktober
Menlu Kang Kyung-wha berjanji untuk menjaga momen yang kuat demi kebijakan Presiden Korsel terhadap Korut dan melanjutkan usahanya untuk membentuk perdamaian antar-Korea bersamaan dengan kemajuan dalam usaha denuklirisasi.
Sekadar diketahui, sebelumnya Kang Kyung-wha juga mendesak Korut agar menanggapi seruan pemerintahnya untuk perundingan lintas batas negara demi meredakan ketegangan antarnegara.
"Dalam hal ini, kami sekali lagi mendesak Korut agar menanggapi proposal konkret kami untuk menghidupkan kembali kontak Utara-Selatan yang dimulai dengan dua proposal yang dibuat pada 17 Juli dan mulai meletakkan blok bangunan untuk rekonsiliasi antar-Korea dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," tukasnya.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)