SITTWE - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi meminta rakyatnya untuk tidak beradu argumen atau bertengkar atas kunjungannya ke Rakhine. Kunjungannya ini diketahui merupakan pertama kalinya sejak konflik melanda Rakhine dan menyebabkan lebih dari 600 ribu orang menyeberang ke Bangladesh.
Sebagai penerima Nobel Perdamaian, Suu Kyi telah mendapatkan kritik dari dunia internasional terkait penyiksaan yang disebut sebagai upaya pembersihan etnis terhadap Rohingya. Suu Kyi datang ke Rakhine dengan menaiki sebuah helikopter militer dari Ibu Kota Rakhine yaitu Sittwe menuju distrik Maungdauw.
Baca Juga: Akhirnya... Aung San Suu Kyi Kunjungi Area Konflik Rohingya di Rakhine Utara
Distrik Maungdauw sendiri diketahui menjadi lokasi yang paling parah terkena dampak konflik. Dalam kunjungannya ini, sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (3/11/2017), Suu Kyi bertemu dengan beberapa pemimpin Muslim Rohingya yang masih bertahan di sana.
"Ia (Suu Kyi) hanya mengatakan 3 hal ke masyarakat. Suu Kyi meminta masyarakat hidup dengan damai dan pemerintah akan membantu mewujudkannya. Kemudian Suu Kyi juga meminta mereka untuk tidak bertengkar satu sama lain," ujar salah satu kelompok pemantau situasi Rohingya, Chris Lewa.