BEIRUT – Pihak Lebanon yakin Perdana Menteri mereka yang beberapa waktu lalu menyatakan untuk mengundurkan diri, Said al Hariri, ditahan oleh Riyadh. Oleh karena itu, Beirut berencana untuk bekerja sama dengan negara-negara asing untuk menjamin kepulangannya. Hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat tinggi pemerintah Lebanon.
Pengunduran diri PM Hariri dari Arab Saudi memang membuat Lebanon terkejut. Selain itu, pengunduran diri PM Hariri juga mengakibatkan krisis politik dan mendorong negara tersebut kembali ke garis depan perjuangan regional antara Arab Saudi dan Iran.
Pengunduran diri PM Hariri yang begitu mendadak dan janggal juga telah memicu spekulasi di Lebanon bahwa politisi Sunni Muslim, yang sekutu Riyadh, dipaksa untuk mengundurkan diri oleh Saudi.
BACA JUGA: Terungkap! PM Lebanon Dapat Informasi Rencana Pembunuhannya Sebelum Mengundurkan Diri
"Ketika dia (Hariri) pergi (ke Arab Saudi) dia diminta untuk tinggal di sana dan diperintahkan untuk mengundurkan diri. Mereka memerintahkannya untuk membaca pernyataan pengunduran dirinya dan dia ditahan di bawah tahanan rumah sejak saat itu," ungkap seorang politisi senior Lebanon, dilansir Reuters, Kamis (9/11/2017).
Namun pejabat Arab Saudi dan Hariri membantah laporan bahwa dia berada dalam tahanan rumah. Hariri pun juga tidak menyangkal bahwa gerakannya dibatasi. Sebelumnya Hariri melakukan kunjungan satu hari ke Uni Emirat Arab awal pekan ini lalu kembali ke Arab Saudi.
BACA JUGA: Nah Lho! Tuding Lebanon Telah Umumkan Perang, Arab Saudi Nyatakan Akan Ambil Tindakan
Sekadar diketahui, dalam pidato pengunduran dirinya, Hariri menyatakan jika Iran dan Hizbullah menabur perselisihan di negara-negara Arab dan mengatakan bahwa dia khawatir pembunuhan akan menimpa dirinya seperti sang ayah. Ayahnya, yang juga PM Lebanon, terbunuh oleh sebuah bom pada 2005.
Seorang pejabat Lebanon menyatakan bahwa Hariri masih PM Lebanon. Hal tersebut didukung dengan Presiden Lebanon Michel Aoun yang masih belum menerima pengunduran diri.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)