DA NANG - KTT APEC 2017 diselenggarakan di Da Nang, Vietnam, pada 10-11 November. Para pemimpin dunia, termasuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri konferensi forum ekonomi Asia Pasifik tersebut.
Didampingi Ibu Negara, Iriana, Jokowi menginjakkan kakinya di Vietnam pada Jumat 10 November. Bersama dengan 20 orang kepala negara anggota APEC lainnya, Jokowi pun langsung mengikuti sejumlah rangkaian kegiatan KTT. Di antaranya adalah pertemuan APEC Business Advisory Council (ABAC) Dialogue dan pertemuan Informal ASEAN Leaders.
Mengutip Twitter Kemlu, delegasi Indonesia mengusung misi khusus dalam KTT APEC kali ini
Indonesia ingin sejumlah saran dapat dimasukkan dalam Deklarasi APEC kelak. Perlu diketahui, Indonesia selalu berupaya keras membawa semangat implementasi Bogor Goals 2020 meski ada diskusi tajam pada Deklarasi APEC serta Pernyataan Bersama Menteri-Menteri anggota APEC. Bogor Goals merupakan inti APEC dan akan berakhir pada 2020.
BACA JUGA: Hadiri KTT APEC, Presiden Jokowi Tiba di Vietnam
“Masukan Indonesia terkait pengembangan desa dan pengentasan kemiskinan, pembangunan inklusif, serta perdagangan bebas dan terbuka, berada dalam jalur yang tepat untuk disertakan dalam Deklarasi APEC,” ungkap Kemlu RI melalui akun Twitter resminya.
Sementara itu, dalam pidato pada pembukaan salah satu forum bisnis di KTT APEC 2017, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pujiannya kepada Indonesia atas keberhasilan pembangunan ekonomi. Ia memuji kecepatan Indonesia dalam membangun diri dari kemiskinan dan menjadi negara tercepat yang bangun dari kemiskinan di antara negara G20.
"Indonesia selama berdekade-dekade telah membangun institusi domestik dan demokratis untuk mengelola wilayah luas yang terdiri dari 13 ribu pulau. Sejak 1990-an, rakyat Indonesia telah mengangkat diri mereka dari kemiskinan untuk menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di G20. Saat ini Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” ungkap Trump.
BACA JUGA: Lemparkan Pujian di KTT APEC, Donald Trump: "Indonesia Berhasil Bangkit dari Kemiskinan"
Sedianya, Trump akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut, Atase pers Gedung Putih mengatakan bahwa tidak pernah ada konfirmasi terkait pertemuan Trump dan Putin.
“Terkait pertemuan dengan Putin, tidak pernah ada pertemuan yang terkonfirmasi, dan tidak akan ada satu pun pertemuan karena jadwal kedua kepala negara sama-sama sibuk,” ujar atase pers Gedung Putih, Sarah Sanders, melansir dari Reuters, Sabtu (11/11/2017).
BACA JUGA: Jadwal Tidak Cocok, Trump-Putin Batal Bertemu di KTT APEC
Konferensi tinggi tersebut juga dihadiri oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Beda dengan pemimpin lainnya yang menyampaikan pidato bersidat sangat serius, Presiden Duterte justru mengeluarkan pernyataan yang entah ini hanya sekadar gurauan atau benar-benar ia pernah lakukan.
“Ketika saya remaja, saya keluar-masuk penjara. Saya bertengkar di sana-sini. Pada usia 16 tahun, saya membunuh seseorang. Orang nyata, perkelahian, penikaman. Saya baru 16 tahun. Belum lama berlalu. Berapa banyak sekarang ketika saya jadi presiden?” ujar Duterte, dinukil dari France 24.
BACA JUGA: Nah Lho! Presiden Filipina Ngaku Pernah Bunuh Seseorang!
Tak hanya menceritakan perbuatannya di masa muda, pada pidato tersebut, Duterte juga mengancam akan menampar pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia (HAM) jika bertemu empat mata. Ia tidak segan-segan bertindak keras.
Momen saat APEC dimanfaatkan perwakilan berbagai negara untuk saling bertukar pikiran atau melakukan suatu kesepakatan, contohnya adalah Taiwan-China. Utusan khusus Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan bahwa dia berencana akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping dan menyampaikan keinginan Taiwan untuk perdamaian dan stabilitas.
BACA JUGA: Mau Baikan dengan China, Presiden Taiwan Akan Bicara dengan Xi Jinping saat APEC
Sebagaimana diberitakan, hubungan antara Taipei dan Beijing telah tegang sejak Tsai berkuasa pada Mei 2016. Taiwan telah berada di bawah kendali pemerintah di Taipei sejak berakhirnya Perang Saudara China pada 1949. Namun, Beijing mempertahankan kedaulatannya atas Taiwan.
Tak jauh beda dengan hari pertama, agenda APEC pada hari kedua tepatnya hari ini akan dipenuhi dengan pembicaraan dan pertemuan dari pemimpin dunia. Pertemuan tersebut membicarakan 4 hal pokok yaitu mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inovatif, dan inklusif; memperdalam integrasi ekonomi daerah; memperkuat daya saing dan inovasi UMKM di Era Digital; dan meningkatkan ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan sebagai respons terhadap perubahan iklim.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)