Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Myanmar Copot Jenderal yang Pimpin Operasi Militer di Rakhine

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Senin, 13 November 2017 |18:35 WIB
Myanmar Copot Jenderal yang Pimpin Operasi Militer di Rakhine
Polisi Myanmar berjaga di perbatasan Myanmar-Bangladesh. (Foto: Reuters)
A
A
A

YANGON - Myanmar mencopot jenderal yang memimpin operasi militer di Rakhine State. Operasi militer di Rakhine sejak Agustus telah memaksa sedikitnya 600 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh.

Pejabat media militer Myanmar, seperti dikutip dari Reuters, Senin (13/11/2017) tidak menyampaikan alasan pencopotan Mayor Jenderal Maung Maung Soe dari jabatannya sebagai Panglima Komando Barat di Rakhine.

"Saya tidak tahu mengapa ia dicopot. Ia belum dipindahkan ke pos baru, posisinya masih ditangguhkan," ujar Mayor Jenderal Aye Lwinhe, seraya menanggapi tuduhan pejabat PBB tentang bagaimana militer Myanmar membantu pemerkosaan terencana dan berbagai kejahatan melawan kemanusiaan lainnya.

BACA JUGA: Myanmar: Komentar PBB Tentang Rohingya Bisa Perburuk Hubungan dengan Bangladesh

Lwinhe menambahkan, pemindahan Soe diinstruksikan pada 10 November. Sebagai pengganti, militer Myanmar menunjuk Brigadir Jenderal Soe Tint Naing sebagai pemimpin di Komando Barat.

Laporan PBB menyebutkan, sekira 800 ribu warga etnis Rohingya kini hidup dalam kondisi sangat akut. Dari 800 ribu pengungsi, kata para pejabat PBB, 607 ribu menyelamatkan diri dari kerusuhan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar Utara, sejak 25 Agustus. Saat itu, gerilyawan Rohingya melancarkan serangan terhadap pos keamanan, sehingga memicu pembalasan dari pasukan pemerintah dan penjaga keamanan sipil. Banyak desa dibumihanguskan dan warga desa menyelamatkan diri setelah kerusuhan mematikan merebak.

BACA JUGA: Kasihan.. 800 Ribu Rohingya Jalani Hidup 'Sangat Akut' di Bangladesh

Akses ke Negara Bagian Rakhine --salah satu yang kurang berkembang di Myanmar-- telah sangat dibatasi, kendati seorang pejabat senior PBB pada Oktober terbang di atas sebagian wilayah yang mengalami teror dan melaporkan ia melihat banyak desa yang terbakar.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement