BRUSSELS – Entah perbuatan salah apa yang dilakukan Rusia kepada negara-negara di dunia. Setelah dituduh ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) dan pemilihan presiden Prancis, Rusia kembali dituduh menjadi penyebab krisis politik di Catalunya.
BACA JUGA: PM Spanyol Optimis Pemilu Regional Solusi Tepat Akhiri Separatisme Catalunya
Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Spanyol mengklaim sudah memiliki bukti bahwa kelompok yang disponsori pihak swasta dan pemerintah dari Rusia menggunakan media sosial untuk mempublikasikan konten separatisme. Propaganda tersebut berhasil memecah belah opini publik.
“Apa yang kita ketahui saat ini adalah sebagian besar konten berasal dari teritori Rusia. Kelompok tersebut, baik dari swasta maupun pemerintah, berusaha memengaruhi situasi dan menciptakan ketidakstabilan di Eropa,” tukas Menteri Pertahanan Spanyol, Maria Dolores de Cospedal, melansir dari Reuters, Selasa (14/11/2017).
BACA JUGA: Resmi! Spanyol Ambil Alih Seluruh Pemerintahan di Catalunya
Pernyataan itu dibuat Dolores dalam pertemuan antara menteri-menteri pertahanan dan luar negeri negara-negara Uni Eropa di Brussels, Belgia. Ungkapan senada dilontarkan Menteri Luar Negeri Alfonso Dastis. Ketika ditanya wartawan, Dastis mengaku sudah memegang bukti kuat keterlibatan Rusia.
Ia menerangkan, Spanyol sudah berhasil melacak akun-akun palsu di sosial media. Setelah dilacak, setengah dari akun-akun palsu itu berasal dari wilayah di Rusia dan sisanya dari Venezuela. Akun-akun itu sengaja mempublikasikan konten-konten berbau separatisme di wilayah regional Catalunya.
BACA JUGA: Resmi! PM Spanyol Bubarkan Pemerintah Regional Catalunya
Alfonso Dastis mengaku sudah melaporkan isu tersebut kepada Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin. Namun, tentu saja Moskow membantah tuduhan tersebut. Negeri Beruang Merah mengklaim tuduhan semacam itu adalah propaganda negara-negara Barat untuk mendiskreditkan Rusia.
Bantahan serupa dilontarkan anggota parlemen UE dari Partai PDeCat pimpinan mantan Presiden Catalunya Carles Puigdemont, Ramon Tremosa. Ia menegaskan bahwa Rusia sama sekali tidak mengambil peran dalam referendum kemerdekaan Catalunya pada 1 Oktober.
BACA JUGA: Kapal Rusia Isi Bensin di Spanyol, Inggris Ketar-ketir
“Mereka yang mengatakan Rusia membantu Catalunya adalah mereka yang sudah ‘menolong’ armada kapal Rusia selama beberapa tahun terakhir meski sudah diboikot UE,” cuit Ramon Tremosa lewat akun Twitter. Ia merujuk pada laporan beberapa media Spanyol bahwa Negeri Matador mengizinkan kapal-kapal perang Rusia mengisi ulang bahan bakar di sejumlah pelabuhan.
(Wikanto Arungbudoyo)