Akhiri Masa Kerja di Indonesia, Dubes Australia Pamit ke JK
JAKARTA - Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson akan segera menyelesaikan masa kerjanya di Jakarta akhir tahun ini. Sebelum meninggalkan Indonesia, Grigson berkesempatan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk terakhir kalinya dalam tiga tahun masa kerja sejak awal 2015.
"Senang sekali bisa datang menemui Bapak Wakil Presiden pada hari ini. Saya akan pulang ke Australia akhir tahun, dan ini adalah pertemuan terakhir saya (dengan Wapres JK) dalam tiga tahun masa kerja saya," kata Dubes Paul Grigson di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
BACA JUGA: Dubes Australia Mengaku Betah Tinggal di Indonesia, Ini Alasannya
Ia menjelaskan, pertemuan pamungkas tersebut diisi dengan obrolan ringan seputar kunjungannya ke sejumlah kota di Indonesia. Grigson mengaku sangat terkesan dengan Indonesia yang kaya budaya dan kuliner.
Selain hal-hal ringan seputar pariwisata Indonesia, Grigson juga mengaku telah banyak berdiskusi dengan JK seputar ekonomi dan politik. Namun menurutnya, yang paling penting dari diskusi dan pertemuannya dengan JK adalah upaya menjadikan warga Indonesia dan Austalia semakin terhubung satu sama lain, menjalin kerjasama dan meningkatkan taraf hidup masing-masing.
"Bapak Wakil Presiden selalu tertarik bicara mengenai kesempatan bagi warga Indonesia untuk meningkatkan keahlian dan pendidikan mereka. Jadi kita banyak berdiskusi mengenai hal tersebut," kata dia.
BACA JUGA: Tahun Terakhir di Indonesia, Dubes Australia Ingin Kunjungi Tempat Ini
Dubes Australia untuk Indonesia Paul Grigson dalam program Okezone Special Dialogue. (Foto: dok. Okezone)
Grigson ditunjuk menduduki posisi Dubes untuk Indonesia sejak awal 2015, menggantikan Dubes sebelumnya Greg Moriarty, yang diangkat sebagai Koordinator Pemberantasan Terorisme di Australia.
Dubes Grigson merupakan diplomat karier di Departemen Urusan Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia, yang pernah bertugas sebagai Dubes di Thailand pada 2008-2010, di Rangoon pada 2003-2004 serta menjadi ketua juru runding Peace Monitoring Group di Bougainville pada 2000.
(Rifa Nadia Nurfuadah)
